Archive

Archive for the ‘kehidupan’ Category

[memulai] mimpi

Membaca tulisan tentang kekuatan sebuah mimpi, berhasil membuat saya tertegun sejenak, untuk kemudian menggerakkan keinginan saya menuliskan tentang mimpi saya, menuliskan tentang apa yang sebenarnya terjadi dengan saya beberapa bulan ke belakang ini, perjuangan untuk menggapai mimpi-mimpi saya.

Percayalah, DIA akan membuat itu semua indah pada waktunya, perjuangan tak kenal lelah, pengorbanan yang tidak sedikit dan tetap setia pada mimpi-mimpi, dan kesempatan yang bertemu keberuntungan, membuat hal ini menjadi semakin indah.

00221917eae80b624a4204

Akhir tahun 2009 dan awal tahun ini, begitu banyak keajaiban terjadi di hidup saya, dimulai dengan kenekatan saya untuk pada akhirnya membeli rumah mungil dan sejuk di daerah Bogor, sesuatu yang sebelumnya hampir mustahil untuk bisa saya wujudkan dalam waktu dekat. Entahlah, semua terjadi begitu saja, pekerjaan saya yang sekarang begitu erat kaitannya dengan dunia building material ikut memuluskan langkah saya.

Hitung-hitungan cicilan dan uang muka yang sebenarnya tidak mampu saya penuhi, tapi entah darimana semua seakan saja ada, tidak lebih tetapi cukup, untuk pada akhirnya saya mampu untuk memenuhi keinginan saya membeli rumah dan merealisasikannya tepat di akhir tahun kemarin.

Jangan tanya masalah pemilihan lokasi, urusan administrasi dengan bank ataupun proses pengajuan kredit yang begitu rumit, pada kenyataannya saya merasa dimudahkan, proses persetujuan akad kredit yang berlansung begitu cepat, lokasi yang sesuai dan pengerjaan rumah yang selesai pada waktunya, membuat saya merasa dimudahkan. Satu mimpi saya sudah terwujud, rumah mungil untuk kami sudah terwujud, tidak terlalu besar tetapi sudah lebih dari cukup untuk saya dan keluarga berteduh.

Perjuangan berikutnya adalah bagaimana memindahkan keluarga saya yang sebelumnya ada di Bandung, untuk berkumpul di rumah kami di Bogor, bukanlah perkara mudah. Istri saya harus melepaskan pekerjaan yang selama ini sudah dia rintis, anak saya harus saya pisahkan dengan linkungan yang sudah membuat dia nyaman. Belum lagi perkara hitung-hitungan matematis, tentang pendapatan kami yang akan berkurang karena istri yang sudah tidak akan bekerja dan pengeluaran yang bertambah untuk menutupi cicilan rumah.

Bermimpilah! Dan bersiaplah untuk berjuang dengan mimpi itu, gantungkan asa, berkomitmen lah dan akhirnya serahkan semua pada yang maha kuasa, sesederhana itu yang saya lakukan.

Bermula dari mimpi untuk memiliki rumah, diikuti dengan hitungan matematis keadaan keuangan saya, membuat saya harus melakukan sesuatu. Mewujudkan mimpi yang lain, memenuhi passion saya sekaligus mendapatkan penghasilan yang lebih besar untuk mengimbangi pengeluaran saya setiap bulannya.

Mencari pekerjaan baru! Itu solusi saya, entahlah saya tidak berfikir banyak saat itu, selain saya harus mencari pekerjaan baru, pekerjaan yang lebih baik dalam hal financial  dan pengembangan profesionalisme saya dibandingkan pekerjaan sekarang.

Bukan perkara mudah, pekerjaan sekarangpun sebenarnya sudah baik, dengan segala kondisi yang ada sekarang tentunya akan membuat saya sedikit lebih susah untuk mencari pekerjaan baru. Saya adalah Supply Chain Manager di salah satu multi-national company yang bergerak di bidang Building Material, dan jujur keadaan ini semakin tidak mudah, belum lagi masa kerja saya di perusahaan ini barulah 1 tahun.

Dengan segala keterbatasan yang ada, saya masih mencoba bermimpi, terus berusaha, puluhan CV saya sebarkan ke puluhan Head Hunter dan Executive Search, sekadar berusaha, jikalah memang ada jodoh saya, jikalah memang ada rejeki saya, insyaallah mimpi saya akan terwujud.

Dan apa yang terjadi, secara bersamaan saya mendapat 4 tawaran pekerjaan secara bersamaan, sesuatu yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya, 4 pekerjaan yang menurut saya lebih baik, 4 pekerjaan yang menawarkan saya untuk menuntaskan mimpi-mimpi.

Tawaran 4 pekerjaan ini disamping memang menyenangkan, sekaligus menyulitkan saya untuk memilih, dimanakah tempat yang terbaik untuk saya. Singkat cerita dengan kerumitan pilihan yang saya punya, proses rekrutmen yang cukup melelahkan dan memakan banyak waktu, saya akhirnya kembali harus memilih dan pilihan itu sudah dijatuhkan.

1 Maret nanti, kehidupan baru akan kembali dimulai, penuntasan satu mimpi untuk diteruskan dengan kerja keras lainnya, sadar ini tidak akan pernah mudah, tapi pada akhirnya saya bersyukur, disempatkan untuk melihat sebagian besar mimpi saya akhirnya terjadi. Insyaalah Senin depan, saya akan bergabung dengan perusahaan plastic ware dan household terbesar di dunia, berkarir baru sebagai Warehouse and Distribution Manager.

Saya sadar, selain kenekatan bertemu dengan kesempatan dan keberuntungan, peran orang-orang di sekitar saya sangatlah kuat, istri dan anak saya yang menjadi pelecut semangat saya, yang setia berdiri di belekang saya dan membantu saya ketika memang saya sedikit kesakitan, keluarga besar saya, yang selalu memberikan pencerahan, kesempatan dan kesempatan untuk menjalani pilihan-pilihan saya, dan tentunya tidak lupa teman-teman terdekat yang tidak henti memberikan dukungan untuk kemajuan saya.

Mimpi demi mimpi perlahan sudah mulai terpenuhi. Kerja keras, iringan doa dan komitmen selanjutnya yang akan menjaga mimpi itu.

Terima Kasih

Categories: kehidupan Tags: , , ,

Belajar Bersepeda … Belajar Kehidupan

Kemarin adalah hari pertama Farrell mencoba untuk mengendarai sepeda roda duanya, hari yang sangat spesial buat saya. Diberikan kesempatan untuk mendampingi anak saya, belajar untuk mengendarai sepeda roda duanya.

Sungguh tak pernah saya sangka, awalnya saya berfikir, anak saya yang akan belajar banyak dari saya, setelah di akhir dan mencoba menuliskan ini, saya baru menyadari, sesungguhnya saya yang banyak belajar dari proses itu.

Apa sih yang saya pelajari? Coba akan saya runut satu persatu adegan dan sekilas dialog kami, saya coba juga sarikan sedikit pemahaman saya tentang apa yang saya pelajari. Pelajaran sederhana sebenarnya tetapi kadang kita sudah melupakannya.

- - -

Sudah hampir 4 hari ini sepeda roda empat Farrell sekarang sudah kehilangan dua roda penyangganya. Kehilangan yang dia buat, keputusan yang dia inginkan.

“Aku pengen bisa naik sepeda roda dua, Pah” begitu ujarnya, dia beberapa minggu yang lalu.

Keinginan yang sempat saya tunda beberapa kali, dengan pemikiran dan penilaian saya, kalau anak saya sebenarnya belum cukup mampu dan siap untuk mengendarai sepeda roda dua.

Hampir dua minggu keinginannya tidak saya kabulkan, hingga satu hari, ada kejadian ban belakang sepeda itu meletus, bukan hanya ban dalam, tetapi ban luarnya juga. 3 hari lebih sepeda parkir di tempat mainannya, tanpa ada tindakan apapun untuk membetulkan. Saya sendiri baru sempat untuk membetulkan sepeda itu nanti di hari Sabtu atau Minggu, ketika kembali ke Bandung.

Singkat cerita sepeda itupun, kami bawa ke bengkel sepeda dekat rumah, ban yang meletus sekarang sudah diganti dengan ban yang lebih bagus ditambah satu kejutan kecil. Entah bagaimana, tanpa pemikiran seperti kemarin, tiba-tiba saya menyetujui permintaan anak saya untuk melepas dua roda penyangganya. Dan akhirnya sepeda bercat kuning biru itu pun sekarang hanya mempunyai dua roda. Read more…

Maksakeun - A New Life Style

Tau maksakeun kan? Diambil dari kata berbahasa sunda, maksakeun yang kurang lebihnya kalau diartikan dalam bahasa Indonesia adalah memaksa.

Nah apa sih yang menarik dari kata Maksakeun, bahkan dengan berani-beraninya saya menyebut itu adalah gaya hidup baru kaum urban – A New Life Style, keren kan? Berani sumpah dicium Luna Maya, sebenernya gak ada keren-kerennya dari gaya hidup yang baru ini, cenderung mengandalkan kenekatan dan banyak berharap dari kalimat “Kumaha Engke” (baca : Gimana Nanti) dari pada realistis untuk sekedar berfikir “Engke Kumaha” ? (baca : Nanti Gimana)

Apa sih sebenarnya yang saya mau bicarakan? Gini yah *ambil nafas dan mulai konsentrasi*, ini semua terhubung dengan cara kita membelanjakan uang kita, cara merencanakan keuangan kita, tidak secara khusus saya tujukan kepada teman-teman yang sudah berkeluarga, yang akan dan yang belum mau berkeluarga juga bisa mendapatkan pelajaran yang cukup berharga kok. Tidak juga bermaksud menyaingi Mbak Wina Hananto (family financial planner) yang terkenal itu, kok saya yang gak tahu apa-apa dan punya pengalaman pengelolaan keuangan jadi terkesan sok tau dan sok menggurui.

Maksakeun, kata ringan yang sering terlontar hari-hari terakhir ini, entah ketika saya berbincang dengan teman-teman kerja atau teman-teman saya lainnya. Iyah kata ini begitu enteng keluar dari mulut dengan lancarnya. Dari mulai membicarakan keinginan membeli rumah, membeli apartemen (padahal rusunami) atau sekedar ingin gaya untuk mengganti kuda beroda empatnya, bahkan lebih parahnya adalah membelanjakan untuk hal-hal yang sebenarnya tidak perlu.

Saya : Hebat euy kamu, sekarang udah jadi beli rumah di BSD

Dia : Ah itu juga maksakeun, Allahuma maksakeun J Kalau tidak begitu entah kapan saya bisa membeli rumah

Atau di perbincangan lainnya

Saya : Kenapa lagi pak? Kok sekarang terlihat lesu

Dia : Pusing pak, uang gaji yang sebesar UMR sudah habis lagi. Gak pernah cukup, belum bayar sekolah anak, bayar cicilan motor, beli pulsa, belanja bulanan :(

Saya : Wah hebat yah pak, saya sebenarnya salut dengan bapak, gaji sebesar itu bisa membiayai kebutuhan bapak dalam sebulan

Dia : Ah maksakeun ini juga, kumaha engke we’, nasib gaji satu lima pak. Tanggal 1 terima tanggal 5 habis.

Saya : :)

Dan begitu banyak perbincangan-perbincangan saya yang dibumbui kata-kata maksakeun itu, yang kalau memang niat harus saya tulis di sini bisa buat kita pegel bacanya.

Kemudian saya terfikir, tidakkah saya seperti itu juga? Maksakeun! Ah rasanya apa yang saya punya sekarang lebih dari karena ilmu Maksakeun itu, bukan di awali oleh perencanaan yang baik.

business-man-putting-money-in-piggy-bank

Sudah terbalikkah sekarang ini? Orang (saya aja kali :p) cenderung lebih nyaman dengan pola maksakeun, yang kalau bisa kita artikan lebih sederhana lagi adalah lebih nyaman dengan pola pemaksaan untuk bayar (bahkan plus bunga) dibandingkan melakukan perencanaan terlebih dahulu seperti menabung. Orang cenderung memilih untuk senang dahulu, bersakit kemudian.

Banyak alasan di balik itu, dari mulai alasan ringan yang keluar sekenanya seperti tidak semangat bekerja kalau tidak punya hutang atau alasan logis tentang beratnya menahan nafsu untuk tetap pada tujuan ketika tahu ketika mempunyai tabungan.

Jaman sekarang kita lebih nyaman untuk melakukan akad kredit dibandingkan pergi ke bank untuk membuat account baru yang diperuntukan untuk menabung, kita cenderung lebih nyaman untuk membeli mobil baru dengan pola leasing dibandingkan menabung beberapa tahun untuk membeli mobil yang sesuai dengan pendapatan dan tabungan kita atau kita lebih nyaman menghabiskan limit kartu kredit karena tertarik promo air asia ke singapura dengan tiket murahnya daripada menyimpan kelebihan uang kita sebagai dana darurat untuk dipakai pada saatnya nanti.

Maksakeun! Itulah yang terjadi pada saya, dan mungkin anda. Entahlah sebenarnya ilmu pembelian bijaksana atau mengatur keuangan sebenarnya level saya sudah bukan pemula lagi. Pekerjaan saya pun tidak jauh-jauh dari dunia pembelian, entah sudah berapa buku sudah saya baca mengenai hal ini, dan hitungan seminar ataupun kursus sudah saya sambangi. Yah tapi itu, keahlian itu seperti hilang tak berbekas ketika saya mengelola keuangan dan pembelanjaan personal dan keluarga.

Maksakeun! Gaya hidup baru yang saya alami dan mungkin masyarakat urban lainnya. Dompet yang dipenuhi kartu kredit keluaran beberapa bank, tagihan bulanan untuk pembelian mobil belum juga tagihan KPR yang mau tak mau jangan sampai telat di bayar awal bulannya.

Kita lebih memilih itu, Maksakeun! Dengan berbagai alasan di belakangnya, kenyamanan yang diperoleh dari memiliki barang secara cepat, tanpa berfikir ada hutang di belakangnya. Kenyamanan semu yang ditawarkan dari banyaknya asset yang sebenarnya belum bisa disebut asset mengingat ada kewajiban tertangguhkan di belakang itu.

Lalu apa yang harus saya dan anda lakukan? Masihkah kita nyaman dengan keadaan dan kondisi ini? Kondisi maksakeun?

Jujur saya tidak merasa nyaman, rasanya sakit, ketika tiap bulan saya merasa terpaksa untuk membayar cicilan ini itu yang kadang ketika saya sadar sebenarnya tidak terlalu saya perlukan.

Maksakeun! Hindari ini, ketika saya dan anda masih mempunyai pilihan. Pilihan untuk tetap nyaman terus dengan konsekuensi mungkin mengorbankan beberapa keinginan anda, atau pilihan menjadi nyaman tapi semu dan menghabiskan sisa hari anda dengan racauan dan omelan ketika menerima tagihan.

Berenang-renang dahulu berakit-rakit kemudian … ilmu dasar Maksakeun, Bersenang-senang dahulu, Bersakit-sakit kemudian.

Dulu Lebay Sekarang Alay

alay pose
alay pose

Disclaimer : Tulisan ini sama sekali bukan untuk menyudutkan Al4y (baca:alay), tidak ada yang salah dengan Al4y selain membuat hidup kita lebih repot membaca tulisan mereka dan sedikit terganggu dengan pemandangan foto-foto narsis mereka atau kelakuan mereka. Inget yah mereka tidak salah, dan bukan pelanggar hukum, cuman ngeselin aja dikit :P.

Setelah membaca beberapa tulisan teman-teman tentang alay dan pendapat-pendapat tentang alay itu sendiri, saya kok makin tertarik untuk sekedar lebih tahu dengan apa yang disebut alay. Apa yang sebenarnya mereka lakukan, siapa mereka, dan kenapa mereka begitu “ganggu” di kehidupan kita akhir-akhir ini.

Tanya-tanya ke om gugle, saya mendapatkan beberapa definisi dan tulisan menarik tentang alay.Beberapa tulisan saya comot langsung dari sumbernya, gak saya kasih link, tapi saya kopas jadi teman-teman juga bisa baca langsung gak pake repot.

~ LO alay ga sih? koreksi diri LO sebelum LO jadi ALAY SEJATI.
jadi “ALAY” itu..
1. selalu ngerasa paling tau tentang musik.
2. tongkrongannya di pinggir pinggir jalan (yang cewek godain cowok,yang cowok godain cewe yang lagi lewat)
3. kalo di mall selalu bawa handshet buat dengerin lagu lewat handphone(suka pamer ga jelas & sok asik gitu deh).
4. sok EMO tapi ditanya sejarahnya emo ga tau.
5. sok pengen ‘gaul’ mau ngikutin tren yang sekarang tapi terlalu LEBAY (cth: nge-mix baju ga kira kira ; baju ijo,celana kotak kotak,sepatu merah,kacamata biru! NORAK !)
6. dimana mana SELALU ada acara yg namanya ‘putu putu narziz’ (entah itu di sekolah,WC,mobil,kamar,stasiun ,angkot,dll).
7. fotonya ga nahan smua! (dengan gaya di imut imutin,dideketin lampu biar ‘terang bgt’,foto deket bgt dari wajah *biar jeleknya ga keliatan*,foto dari atas *biar kelihatan keren kali ya*,dll..pokoknya yang bisa bikin ENEG semua orang)(kamera VGA aj sok sokan)
8. buat cewek tiap hari kerjaannya ngomongin ttg cowooooooooo mulu! (cth: eh tau ga si A tadi gini loh sama gue hahaha lucu bgt ya? *ga lucu!)(yah pokoknya sok pamer gitu deh*berasa cantik)
9. buat cowok..tiap hari kerjaannya cari musuh(ribut) mulu sama temen temen cowoknya yg lain *biar dianggep keren gituw*
10. di friendster.. bagi yang cewek di ff nya majang cowok cowok ganteng semua *meski ga kenal,biar dianggep cantik & gaull* kalo yg cowok ya majang ffnya cewek semua*walau ga kenal* biar dikata cowok ganteng. IH JIJAY!
11. T U L I S A N
- iya : ia
- kamu: kamuh,kammo,kamoh,kamuwh,kamyu,qamu,etc
- aku : akyu,aq,akko,akkoh,aquwh,etc
- maaf: mu’uph,muphs,maav,etc
- sorry: cowyie,cory,tory(?),etc
- add : ett,etths,aad,edd,etc
- for : vo,fur(zz),pols,etc
- lagi : agi,agy
- makan: mums,mu’umhs,etc
- lucu : lutchuw,uchul,luthu,etc
- siapa: cppa,cp,ciuppu,siappva,etc
- apa : uppu,apva,aps,etc
- narsis: narciezt,narciest,etc
&&& masih bnyak lagi!
12. suka ngirim bulbo ga jelas di fs :”akko onlenndh dcnniih” ato “ayokk perang cummendh cmma saiia” etc (paling parah lagi kalo ngirim bulbo dengan judul “BAJINGAN” tapi isinya kosong!) ih kampret bner deh tu orang orang alay.
13. menganggap dirinya eksis di friendster (kalo comments banyak itu berarti anak gaul jadi lomba banyak-banyakan comment) *please deh ga bgt! emang kenapa coba kalo commentnya banyak?dapet rekor muri ya? ga penting bgt deh..
14. kalo ada org yg cuman view profil kita , kita bilang gini : “hey cuman view nih?” ato “heey jgn cuman view doang,add dong! (kalo emang segitu pentingnya orang nge-ADD buat kita..kenapa kita ga nge-ADD dia waktu kita mau ngasih testi?)-__-
15. friendster dipenuhi glitter-glitter norak yang pastinya bisa ngerusak retina mata zz
16. nama friendster mengagung -agungkan diri sendiri,seperti : pRinceSs cuTez,sHa luccU,tIkka cAntieqq,etc. (pede bgt sih?)
17. kata /singkatan selalu diakhiri huruf z/s (cth : nama adalah talitra,dbuat jadi : talz. nama adalah niken,dibuat jadi qens..dsb!)
18. foto di friendster bisa nyampe 300 lebih padahal cuman foto DIRINYA SENDIRI
19. diam diam mengidolakan : kangen band,st12,radja,ato bahkan GARNET BAND -_-
20. suka menghina orang yg ga sama kaya dia .
21. tulisan nya sok2 cadel. ga bisa nyebut “r” atau “s”, kayak balita kurang gizi.
so kamu alay apa bukan ?

sumber : http://dilalavtherknight.multiply.com/journal/item/24

dan yang ini

apa sih alay itu? alay atau orang udik atau orang kampung (dalam arti kampungan), menrupakan salah satu gelar yang ngga boleh banget didapetin sama setiap remaja, ya ngga? padahal, pemahaman setiap orang tentang alay itu beda-beda banget. ada beragam penerapan konteks alay/ngalay/dsb :

ngga alay, tapi suka ngalay. misalnya mainan di eskalator sebuah mall.
alay, tapi up-to-date. misalnya emo blok m.
ngga alay, tapi kepedean. misalnya nari-norak di depan umum.
ngga alay, tapi dicap alay. ya itu lah pemahaman yang berbeda, bos!

beberapa pemahaman yang berbeda, membuat status makin ngga jelas. buat orang-orang kelas 1 yang “jahat”, alay itu dilihat dari kemampuan ekonomi. buat orang-orang kelas 1 yang “baik”, mereka baru ngecap seseoran sebagai alay dari gayanya, ngga peduli tajir apa ngga. untuk yang kelas menengah, alay itu setiap dari mereka yang k4Lo n9eT1k yA b3g!nI n1e3cH. dan untuk kelas bawah, mereka adalah orang yang dicap sebagai alay. kasian deh.

tapi menurut pemahaman gue, ngga begitu. alay itu ngga berdasarkan status ekonomi kok. dan sesungguhnya ngga ada itu yang namanya alay atau orang udik atau orang kampung (dalam arti kampungan). mereka adalah orang terlambat. udah kok, itu doang. mereka cuma terlambat. alasan mereka terlambat pun karena kalo mereka “mencicipi” sesuatu barengan dengan golongan di atas mereka, nanti dianggap sok atau apa lah. sebagai contoh,

waktu booming fs, yang ngview pasti dominan golongan atas. pas booming fb, golongan bawah merajalela di fs.
dulu tULisAn be9iN1 pernah dipake sama banyak golongan atas. tapi ketika disadari itu norak, jadi ngga jaman lagi. akhirnya sekarang dipake sama golongan bawah.

iya kan? mereka itu selalu mendapat dari sisaan golongan atas. karena mereka tidak diberi kesempatan mencicipi, mereka nyobanya pas udah ngga jaman lagi. mungkin beberapa akan mengatakan, “salah sendiri ngga nyobain dari awal!” tapi yah, tekanan dari lingkungan mereka membuat mereka ngga bisa merasakannya, bos. kya emo blok m, mereka dihina-hina kan? tapi pas nanti udah ngga jaman, hinaan yang mereka terima ngga akan seheboh sekarang.

yang jadi pertanyaan, kenapa harus seperti itu? ketika mereka mencoba, kita memarahi. ketika kita tak butuh lagi dan mereka mencoba, kita menghina. lantas apa mau kita? apa ngga bisa untuk tidak terlalu mengurusi orang lain?

Sumber dari http://violaatalkabout.blogspot.com/2009/03/apa-itu-alay.html

atau contoh tulisan ini


Ada berbagai macam versi, dari tulisannya yang aneh, atau tulisannya biasa aja, hanya saja kosakata nya ga lazim seperti bahasa alien.

Contoh:
Alay 1 : “DucH Gw4 5aYan9 b6t s4ma Lo..7aNgaN tin69aL!n akYu ya B3!bh..!!”
Alay 2 : “km mugh kog gag pernach ngabwarin aq lagee seech? kmuw maseeh saiangs sama aq gag seech sebenernywa? ”
Alay 3 : “Ouh mY 9oD..!! kYknY4w c gW k3ReNz 48ee5h d3ch..!!”
(Khusus buat tipe ini, ga usah di baca juga gpp..saya pribadi juga mikir
dulu buat nulis ini, walaupun jadinya kurang mirip sama yg aslinya..)

Bagaimana sekarang sudah dapat pemahaman lebih tentang alay? Sudah lebih tahu banyak tentang mereka? Jelas mereka tidak melanggar hukum kan? Mereka tidak melakukan perbuatan kriminal.

Satu-satunya kesalahan mereka adalah mereka berbeda dari kita, dan perbedaan itu menjadi gangguan untuk hidup kita. Menjadi pertanyaan besar buat saya, apakah dengan perbedaan yang mengganggu itu, saya menjadi berhak menghakimi mereka salah dan saya menjadi benar. Menjadi kerisauan saya, dengan perbedaan itu mengganggap mereka tidak lebih baik dari saya.

Semua orang hidup pada masanya, mempunyai keriangan tersendiri terhadap fase kehidupan mereka, munkin saja kita semua melewati fase kehidupan yang sama yang alay lewati sekarang, tetapi bukankah saya tidak menjadi salah pada saat itu?

Mulai hari ini saya tidak akan menjadi sok benar dan memandang rendah dengan semua yang alay lakukan, toh saya rasa, saya pun sebenarnya tidak lebih baik dibandingkan mereka. Jika mereka narsis bergaya dengan foto hasil editan amatiran, apabedanya dengan saya yang sok jepret sana jepret sini dengan DSLR saya. Jika mereka terkesan ingin dianggap di lingkungannya dengan mempunyai banyak teman, apa bedanya dengan saya yang melakukan itu dengan pekerjaan saya, menjadi terkenal dengan obsesi manager highes paid.

Jika memang alay begitu memusingkan dengan tulisan dan bentuk hurufnya yang kadang hanya bisa dimengerti oleh kaumnya, apa bedanya saya yang kadang sok berbahasa inggris dengan grammar yang seringgnya juga ngaco, supaya dianggap pergaulannnya internasional.

Jadi sebenarnya apa bedanya saya dengan alay? Dengan anda? Dan kita semua?

Saya tidak akan menghakimi lagi mereka, menatap nyinyir atau merendahkan mereka lagi. Jika saya terganggu, kembali gunakan prinsip dasar yang dahulu juga saya pegang.

Jika tidak ingin mencium kotoran sapi, yah jangan bermain-main dekat kandang sapi dong.

[pengakuan] Saya tidak memakai batik hari ini

Hari ini saya berasa seperti artis, sudah puluhan entah ratusan (lebay!) pasang mata menatap tidak enak ke arah saya. saya menjadi risih, entah perbuatan apa yang sudah saya perbuat, sehingga mereka berhak menghakimi saya dengan menghadiahi saya tatapan mata tidak enak sepagian ini.

Di kantor lain lagi masalahnya, pagi ini saya sudah di cap tidak menghargai tidak nasionalis dan beberapa ungkapan yang intinya saya ignorance dan berusaha tidak ikut mainstream untuk urusan ini.

Lalu apa masalanya sih? Alih-alih saya memakai batik seperti banyak orang hari ini, saya lebih memilih memakai t-shirt warna hitam polos. Presiden meminta tanggal 2 Oktober nanti masyarakat Indonesia memakai batik sebagai bentuk penghargaan terhadap batik selaras dengan pengakuan UNESCO sebagai warisan budaya bukan benda yang berasal dari bangsa Indonesia. Proses peresmian batik sebagai warisan budaya bukan benda itu berlangsung pada 28 September hingga 2 Oktober di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

Nah jelas kan? itu anjuran sebagai penghargaan kita terhadap batik, tetapi tidak juga dengan mudahnya kita berfikir bahwa seseorang yang tidak memakai batik pada hari ini menjadi tidak nasionalis lah, tidak menghargai atau alasan-alasan buruk lainnya.

Malah hari ini saya terkaget banyak, selain memang hanya ikut-ikutan saja yang penting ramai, banyak dari kita bahkan tidak tahu sebenarnya apa sih yang ditetapkan UNESCO, banyak dari kita yang berfikir pendek bahwa klaim Malaysia untuk batik itu gagal, dan pada akhirnya dunia yang mengakui bahwa batik adalah kepunyaan Indonesia. Tidak sepenuhnya salah sih, biar jelas saya kasih kutipan di bawah ini yah.

saya kutip yah dari sini

“But the thing is, Indonesian batik is so meaningful in a sense that it still has the traditional practice, rituals and customs behind it.
“Again, the value of batik is its intangible heritage, like how it is made, and it is still widely used for rituals, like wedding ceremonies. So it’s more about the meaning behind batik, the philosophy.”

kalau yang dari sini

Menurut Menteri, pengakuan batik Indonesia secara internasional tidak ada maknanya jika masyarakat Indonesia sendiri tidak mengapresiasi batik.
Ia mengatakan, dengan adanya pengukuhan dunia pada batik Indonesia tidak perlu lagi ada keraguan dari masyarakat soal kepemilikan batik.
“Kita mengajukan batik ke UNESCO juga dalam rangka proses kepemilikan. Ini kewajiban moral untuk menyelamatkan warisan bangsa. Kita tidak melarang bangsa lain memakai produk budaya Indonesia, tetapi jika ada pengklaiman atau pengakuan sebagai hak milik oleh suatu bangsa lain, tentu kita tidak bisa tinggal diam,” kata M. Nuh.
Ia mengajak masyarakat agar lebih mengapresiasi batik Indonesia dalam aktivitas sehari-hari.
“Setelah diakui sebagai Budaya Takbenda Warisan Manusia (Intangible Cultural Heritage of Humanity) oleh UNESCO, menjadi kewajiban bagi kita untuk lebih mengapresiasi batik Indonesia sebagai bagian dari aktivitas keseharian,” kata Nuh.
Kepala Pusat Informasi dan Humas Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar), Surya Dharma, mengatakan, batik Indonesia diyakini akan masuk dalam representatif budaya tak benda warisan manusia UNESCO karena melihat pada nilai-nilai historis, filosofis, aspek-aspek religius yang melatarbelakangi pembuatan batik.
“Penilaian terhadap batik Indonesia tidak sekadar dari sisi motifnya saja, tetapi aspek lainnya seperti nilai historis dan filosofisnya,” kata Surya.

Nah sekarang jelas kan? untuk apa kita berbatik hari ini? dan kalaupun ada yang tidak berbatik apakah orang itu menjadi salah?

membatik

Kita orang Indonesia memang suka akan euphoria, menikmati saat-saat rasanya menjadi bersama (atau sama dengan orang lain), satu orang berbatik, kemudian orang lain mengekor bersama-sama tanpa tahu maksudnya apa. Batik bukan untuk hari ini saja, kalau memang mau batik menjadi ciri budaya kita, mau tidak mau batik harus tercermin dalam aktivitas keseharian kita.

Tidak ada yang salah dengan memakai batik atau tidak hari ini. Buat saya yang salah adalah kembali membiarkan budaya kita hilang dan diakui oleh bangsa lain, tanpa ada perbuatan apa-apa dari kita selain berteriak setelah kehilangan. Yang salah buat saya adalah memaksakan untuk menjadi seragam, memaksa orang lain untuk menggunakan batik agar sama dan katanya sesuai anjuran pemerintah. Yang salah buat saya adalah melihat aneh kepada orang lain hari ini karena dia tidak berbatik dan kemudian menghakimi dia tidak nasionalis. Itu yang salah buat saya :(

Yang salah adalah ketika kita bereuforia dengan batik hari ini dan mulai melupakan musibah yang dihadapi teman-teman kita di Sumbar, Jambi dan Bengkulu. Yang salah buat saya adalah ketika kita sibuk dengan batik hari ini dan kita lupa, untuk memberikan sesuatu buat mereka yang membutuhkan itu.

Hari ini saya tidak berbatik. Kemarin-kemarin saya sudah memakai batik dan besok-besok kembali saya akan berbatik.

Selamat Berbatik ria. Jayalah Indonesia dan Batikku.

Categories: blog, kehidupan Tags: , , ,

[memulai] menikmati keindahan Belitung

Disclaimer : fakir benwit tanggung resiko sendiri! banyak gambar, tapi keren gak akan nyesel

Belitung, atau Belitong (bahasa setempat, diambil dari nama sejenis siput laut), dulunya dikenal sebagai Billiton adalah sebuah pulau di lepas pantai timur Sumatra, Indonesia, diapit oleh Selat Gaspar dan Selat Karimata.

Pulau yang saya kunjungi akhir minggu kemarin, Pulau ini terkenal dengan merica dan timah, serta akhir-akhir ini menjadi tujuan wisata alam alternatif. Pulau ini dahulu dimiliki Britania Raya (1812), sebelum akhirnya ditukar kepada Belanda, bersama-sama Bengkulu, dengan Singapura dan New Amsterdam (sekarang bagian kota New York).

Tak henti saya terheran sekaligus takjub dengan keindahan dan kekayaan dari pulau belitung ini, selain Timah yang sudah begitu terkenal dan mericanya, Belitung juga mengandung kekayaan alam Kaulin dan juga pasir baik itu kuarsa atau pasir cor-an yang dipergunakan untuk pembangunan, konon katanya bahkan reklamasi dan perluasan pantai di Singapura menggunakan pasir yang dikeruk dari daratan Belitung.

gunungan pasir

Secara jujur, pulau Belitung sendiri mulai memperkenalkan diri kepada saya dimulai dari Laskar Pelangi, dan sejak itu saya berangan-berangan ingin sekali melihat langsung keindahan yang sebelumnya hanya bisa saya nikmati dari tulisan di novel ataupun gambar di film Laskar Pelangi.

Perjalanan kurang lebih selama 50 menit dari Cengkareng, sudah cukup untuk menghantarkan saya menjejakkan kaki di pulau ini. Tujuan pertama saya adalah berburu pasir :p, pasir yang saya butuhkan untuk pekerjaan saya. Kami pun mengarahkan tujuan kami ke Simpang Pesak, di daerah ini mata saya kembali terbelalak, melihat area pertambangan pasir yang begitu luas dan indah.

simpang pesak

Setelah puas dan mendapatkan hasil untuk pasir yang diinginkan, sorenya saya meneruskan perjalanan ke pantai Tj. Tinggi, pantai ini dijadikan salah satu pengambilan gambar dalam film Laskar Pelangi, hamparan pasir putih, laut yang tenang dan pemandangan menakjubkan batu-batu granit raksasa yang berserakan di pinggir pantai membuat saya kembali terkagum dengan keindahan pantai ini.

dsc_8022

dsc_8050

Jujur, setelah beberapa kali kunjungan saya ke pantai-pantai yang berada di Indonesia, pantai ini lah yang menarik buat saya, pemandangannya dan lautnya yang tenang mengalahkan semua. Pada kesempatan ini saya sungguh beruntung, berkesempatan melihat shooting hari terakhir untuk film “Sang Pemimpi” sekuel dari Laskar Pelangi.

dsc_7845

Setelah puas menikmati sunset dan pemandangan dari atas batu granit, saya pun pulang, tapi pengalaman sore itu di pantai ini rasanya akan sulit tergantikan kembali. Rasanya saya harus setuju jika sebagian orang berpendapat Belitung adalah surga barunya fotografi.

dsc_8122

Esok paginya, saya menyempatkan melihat kondisi kota tua eks PN. Timah yang berada di Tj. Pandan, kemudian saya sempatkan juga untuk melihat rumah eks Rumah Tuan Kuase (Hoofdadministrateur). Rumah beraksen kolonial yang halaman rumahnya di hiasi pohon dan batu besar menambah keindahannya.

dsc_8186

Setelah itu saya menyempatkan mengunjungi pertambangan Kaulin di daerah Air Raya. Kembali pemandangan indah disuguhkan di sini, hamparan pasir yang berwarna putih eks kaolin dengan cekungan yang berbentuk kolam yang terisi dengan air biru yang sejuk. Sungguh pemandangan yang sulit didapatkan, entahlah baru kali ini saya mendapatkan pemandangan yang begitu unik dan indah ini.

dsc_8240

dsc_8228

Selepas puas menikmati kolam biru kaolin, saya sempatkan untuk mengunjungi pantai batu berahu, keunikan dari pantai ini adalah letaknya yang di bawah, untuk turun diperlukan lebih dari 100 anak tangga :p, yang tentunya menimbulkan masalah buat saya ketika harus pulang dan menaikinya :(. Pasir di pantai ini begitu halus, dan lautnya pun biru.

dsc_8316

Terakhir tujuan saya adalah Tj. Kelayang, ada yang menarik perhatian saya di pantai ini, terdapat susunan batu yang menyerupai burung di tengahnya. Entahlah tapi gugusan batu-batu granit di Belitung memang membuat kesan tersendiri buat saya.

dsc_8323

Dan terakhir, saya tetap belum puas, kembali saya kunjungi pantai Tj. Tinggi, menikmati gugusan batu granit, pasir yang putih dan laut yang begitu tenang, untuk bekal saya kembali ke Jakarta :).

dsc_8377

Sungguh saya sangat puas dengan perjalanan kali ini, pemandangan yang indah, membuka mata saya. Indonesia begitu besar, begitu indah, sayang rasanya jika kita melewatkan semua ini.

dsc_8355

Oh ya ada kekurangan atau mungkin kelebihan yang saya amati dari Belitung, potensi pariwisata belitung masih belum dimanfaatkan secara baik, tidak ada komersialisasi di sana, alangkah kagetnya saya menjumpai tidak adanya pungutan apapun untuk masuk ke area pantai J, sepertinya pihak pemerintah perlu memikirkan untuk memanfaatkan ini lebih baik lagi sekaligus menjaga area tersebut menjadi lebih bersih dan terawat.

Mari ke Belitung !

PS : saya gak suka difot, moto iyah suka banget, tapi kali ini dapet lokasi yang bagus banget saya mau difoto :D

TEGAR yang harus tegar !

balita dilindaskan KA

balita dilindaskan KA

Ayah seharusnya melindungi keluarga, termasuk anak. Namun tak demikian dengan seorang bapak di Madiun, Jawa Timur, Minggu (5/7), yang sengaja membiarkan kaki anaknya terlindas kereta api di rel. Sungguh biadab perbuatan Puryanto, 27, warga Dusun Robahan, Kelurahan/Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun. Jengkel karena keinginannya bersebadan ditolak istri, Puryanto tega mencelakai anaknya dengan cara kakinya dilindaskan kereta api (KA) yang sedang melintas, Minggu (5/7) subuh.

Kini Endy Tegar Kurniadinata yang masih berusia 3,5 tahun itu sudah kehilangan sebelah kakinya, dan dokter sedang mengusahakan untuk memberikan kaki palsu. Anak pertama pasangan suami istri Puryanto dan Devi Kristiani, 25, yang biasa dipanggil Tegar itu hanya bisa memandangi kaki kanannya yang putus setelah ditabrakkan KA oleh ayahnya sendiri.

Lebih tragis lagi, beberapa saat setelah kakinya dilindas KA, Tegar dengan luka parah terpaksa harus berjalan merangkak pulang ke rumahnya untuk meminta tolong kepada kakek dan neneknya. Tak ada warga yang menolong, karena saat itu masih pagi buta, sekitar pukul 03.00 WIB. Sedangkan Puryanto kabur entah kemana, setelah melindaskan kaki anaknya tersebut.

Menurut penuturan Tegar saat ditemui Surya sebelum menjalani operasi di RSUP dr Soedono, saat tidur itu ia mendadak terbangun ketika tubuhnya diangkat ayahnya. Ia kemudian dibawa ke rel KA melalui pematang sawah yang berjarak sekitar 50 meter dari rumah. “Saya sudah tidak mau saat digendong, tetapi kata Bapak, saya harus ikut ke sawah,” kata Tegar dengan kalimat terputus-putus sembari menahan sakit.

Setelah itu, kata Tegar, tubuhnya dibaringkan paksa di atas rel KA. Beberapa saat kemudian muncul KA Bangunkarta jurusan Jakarta-Jombang yang melintas dari barat (Jakarta) menuju timur (Jombang). Kereta ini rutin melintas sekitar pukul 03.00 WIB.

Tidak ada saksi mata yang melihat bagaimana proses detilnya. Namun menurut Tegar, saat kereta itu lewat, tubuhya tetap dipegangi ayahnya, hingga kemudian kakinya terlindas KA sampai putus, tepatnya di titik beberapa sentimeter di atas mata kakinya.

Tegar mengatakan, setelah kakinya putus, ia masih tersadar, sementara ayahnya sudah tidak ada lagi di tempat itu. Terpaksa ia dengan menahan sakit berjalan merangkak sekitar 50 meter menuju rumahnya dengan melewati pematang sawah.

“Saya pulang dan berteriak-teriak memanggil kakek,” kata Tegar sambil menangis. Pantauan Surya, dari rel menuju ke rumah Tegar itu hanya bisa melewati pematang sawah. Baik di utara maupun selatan rel KA, hanya ada persawahan. Begitu sampai di depan pintu rumah, kakek dan nenek Tegar, Sukardi dan Saikem terbangun karena mendengar teriakan cucunya tersebut.

Saikem menuturkan, sekitar pukul 03.00 WIB itu ia mendengar Tegar memanggil-manggil nama kakeknya meminta tolong. Begitu membuka pintu, alangkah terkejutnya ketika melihat Tegar menangis dengan kaki kanan sudah buntung. Sukardi dan Saikem pun langsung membawa Tegar ke RSUP dr Soedono Madiun.

“Andai saja dua cucu saya tadi malam mau tidur dengan kami, saya yakin kejadiannya tidak sampai seperti ini. Saya sendiri saat melihat cucu saya menjerit minta toong, saya juga langsung menjerit kaget kenapa kakinya bisa putus,” papar Saikem.

Sedangkan Devi Kristiani mengaku marah pada ulah suaminya, apalagi meninggalkannya setelah melindaskan kaki anaknya hingga putus. “Saya tidak tahu dimana dia sekarang. Yang membuat saya marah, saya itu sedang bekerja jualan jenang di pasar, kok dia tega berbuat seperti itu pada anaknya,” kata Devi sembari menangis.

Sebagian berita dikutip dari http://www.surya.co.id/2009/07/06/jengkel-balita-dilindaskan-ka.html

Entahlah saya miris tersadar dengan adanya berita ini, tadi malam ketika saya menonton acara TV dan kebetulan sedang melakukan wawancara dengan ibunda Tegar, saya langsung tersentak, tidak tahu penjelasan masuk akal apa lagi yang bisa saya terima dengan keadaan ini.

Bukankah seorang anak harus dilindungi? Seorang anak yang seharusnya kita rawat dan jaga agar kelak dalam hidupnya mampu untuk berjuang. Puryanto, seorang ayah yang merasa terhina dan marah karena ditolak dilayani oleh istrinya mampu dengan kejamnya menggendong anaknya, kemudian memegang anaknya untuk melihat kaki anaknya terputus dilindas kereta api, kemudian entahlah dengan rasa bersalah atau tidak meninggalkan sang anak seorang diri, entah apa yang dipikirkannya ketakutan dengan perbuatan yang baru dilakukan atau pengharapan akan kematian anaknya.

Apa yang terjadi dengan Tegar adalah potret buram keadaan keluarga Indonesia, keadaan bangsa Indonesia. Terjadi di saat keramaian bangsa yang begitu antusias untuk menyambut pesta demokrasi, dengan begitu ramainya iklan dan kebohongan yang menyergap semua sendi kehidupan bangsa.  Terjadi di saat begitu banyak orang berteriak bahwa anak adalah generasi penerus bangsa yang harus diperhatikan dan dijaga. Sebuah fatamorgana, ilusi yang menguap ke permukaan, dengan dasar penuh kebohongan, kepalsuan dan keacuhan kita.

Akankah kita seperti Puryanto? Yang begitu kejam dan sadis membiarkan dan menghancurkan masa depan Tegar, memberikan trauma yang cukup mendalam dengan kehilangan satu kakiknya. Saya tidak pernah bisa membayangkan Tegar yang begitu bahagia dengan masa balitanya, berlarian bermain dengan teman-temannya, dan hari ini sudah harus menerima kenyataan kehilangan satu kaki karena perbuatan ayahnya. Sungguh tak pernah bisa saya bayangkan!

Tadi malam setelah saya menonton berita tentang Tegar dan berniat menuliskannya, ingatan saya teringat akan Farrell, buah hati saya. Nauzubillah, jangan sampai hal yang sama akan terjadi dengan anak saya, bagaimanapun kita harus melindungi anak-anak kita. Mungkin secara sadar hal seperti yang dilakukan oleh Puryanto saya yakin tidak akan saya atau teman-teman lakukan, tetapi sadarkah kita? Dalam kesengajaan atau ketidaksengajaan kita, tidak seperti Puryanto yang menghancurkan kaki Tegar, tetapi kita mungkin melakukan hal yang lebih kejam namun tak terlihat.

Sadarkah kita, mungkin kita pernah menghancurkan hati anak-anak kita, dengan semua tindakan yang kita lakukan. Pertengkaran dengan istri, tindakan yang kita lakukan dalam hal mendidik anak-anak kita mungkin tanpa kita sadari, telah membuat kita menjadi Puryanto lainnya. Mungkin Tegar bisa terbantu dengan kehadiran kaki palsu, tetapi bagaimana dengan hatinya? Atau mungkin dengan hati anak-anak kita yang tidak sengaja kita sakiti dan lukai?

Entahlah, saya sudah tidak sanggup lagi membayangkan nasib Tegar dan anak-anak kita. Semoga kita memang selalu diberi lindungan dan hidayah untuk tetap menjadi orang tua yang baik yang mampu menjaga dan merawat anak-anaknya. Semoga !

Happy Anniversary Istriku!

Selamat ulang tahun, Istriku

Untuk 5 tahun perkawinan kita dan 12 tahun perjalanan ini

ring-love

5 tahun yang lalu, ketika Tuhan memberikan jalannya, untuk sebuah komitmen yang suci antara kita. Ketika semua menjadi sebuah kecemasan tanpa kesadaran tentang apa yang sesungguhnya terjadi di antara kita. Menjadi gelisah, tanya yang tak terbendung tentang apakah cinta dan kasih sayang mampu menjadi pijakan?

7 tahun sebelum 11 Juli 2004, diantara kegamangan dan ketidak jelasan, suatu hubungan berani untuk tercipta. Entahlah, bahkan sampai hari ini kita tidak pernah tahu akan sebenarnya yang terjadi tanggal 25 September 1996, apakah suatu ikatan, gurauan atau bentuk tanya dari apa namanya cinta.

Tahun-tahun pertama dalam 7 tahun yang menjadi terlupakan, menjadi terpinggirkan mampu membuatmu tetap bertahan di sampingku, tahun-tahun berikutnya yang terisikan penghianatan mampu membuatmu tetap untukku, dan tahun-tahun akhir yang mencampurkan ego dan jarak, masih terus membuatmu hadir untuk aku.

11 Juli 2004, ketika janji terlontar, ketika akad diucapkan, ketika hijau dan putih menjadi warna kita, ketika tamu berduyun memberi selamat, ketika kebingungan terganti rasa capai, kamu masih terus hadir di samping aku. Setelah hari itu, dunia yang terus berputar, waktu yang terus berlari, hidup yang terus direngkuh. Ada kamu di samping ku.

5 tahun memberi rasa, 5 tahun memberi arti, 5 tahun mengajarkan cinta, 5 tahun menawarkan berbagi. Maaf untuk kadang untuk kesendirianku, maaf untuk acuhnya aku, maaf untuk segala ambisi aku, yang kadang membuat 11 Juli 2004 kehilangan makna sesuatu tentang kita.

5 tahun dengan wanita terindah yang mengisi baik dan buruknya hari. 5 tahun yang isinya pelajaran tentang perjuangan dan bertahan, akanlah berbohong jika mengatakan itu mudah!. Kita tahu, kita masih terus akan berkembang, kita masih terus akan berjuang. Berikan tanganmu, eratkan pelukanmu, dan kita akan lalui ini kembali bersama.

Terima kasih untuk cinta, pengorbanan dan kasih yang tak pernah putus. Satu yang saya tahu, saya tidak pernah bisa membayangkan, bangunnya saya di pagi hari dan tersadar kalau kamu tidak ada, kalau kamu bukan hidupku. Itu saja!

Love is like the sand in a glass filled with water. If no one is stirring, the sand will settle at the bottom of the glass. Hopefully, both of us will keep stirring the water in the glass. It’s not an easy job. But no body will stir it if not us.

Happy anniversary.

- suamimu-

[memulai] liburan di Batu Karas

Setelah gonjang ganjing berita dunia perblogan tentang ibu Prita, saatnya saya kembali untuk mencoba membagi cerita perjalanan saya minggu kemarin yang sempat tertunda untuk di posting.

Perjalanan yang menyenangkan, suasana yang baru, membantu saya untuk sekedar melupakan kepenatan pekerjaan dan masalah hidup (gayamu !).

Weekend minggu kemarin saya bersama keluarga menghabiskan liburan di Batu Karas, sebuah pantai yang indah terletak sekitar 30 km dari Pangandaran. Apa sih yang membedakan pantai ini dengan Pangandaran ?

Jelas Pangandaran lebih terkenal, tetapi tidak memberikan jaminan lebih bagus dan indah. Batu Karas menawarkan sesuatu yang berbeda, dimulai dari pemandangan pantainya, ombaknya dan juga peruntukan pantai ini yang digunakan sebagian orang untuk berselancar.

0106091

Saya juga cukup kaget dengan tipe pengunjung pantai ini, Pangandaran yang sebagian didominasi oleh keluarga, tetapi Batu Karas lebih didominasi pengunjung usia muda dan juga turis-turis asing yang sebenarnya cukup jarang kita temui di Pangandaran.

Selama 1 malam saya menginap di JavaCove, dengan biaya yang tidak terlalu mahal, kalau gak salah saya membayar Rp. 453,000,- selama satu malam termasuk makan pagi. Desain interior yang cukup keren sesuai dengan konsep Beach House yang ditawarkan hotel ini menambah rasa nyaman untuk saya, belum lagi letak dari hotel yang langsung berada di pinggir pantai. Hanya saja satu kekurangannya, entah memang menyesuaikan dengan konsep liburan atau apa lah alasannya, hotel ini ternyata tidak menyediakan TV di dalam kamar … hehehe.

Tapi bagaimanapun saya cukup puas dengan pelayanan dan kenyamanan yang ditawarkan hotel ini. Hanya saja dengan ketersediaan kamar yang tidak cukup banyak dan banyaknya peselancar yang menginap di sini lebih dari satu malam membuat kita akan menemui kesulitan untuk menginap jika tidak melakukan booking dan sedikit keberuntungan.

Sayang sekali kemarin saya tidak sempat mengunjungi Green Canyon, dikarenakan air sungai tersebut coklat dan pasang, yang di sebabkan hujan yang mengguyur di hulu sungai :(, selain itu saya juga tidak cukup beruntung untuk mendapatkan Sunrise di Batu Karas ataupun Sunset di Pangandaran.

Tapi ini lah liburan yang cukup menyenangkan terlepas dari ketidak beruntungan saya, rasanya sudah cukup puas dengan keindahan dan kenyamana yang ditawarkan Batu Karas dan JavaCove.

Oh ya hampir lupa, untuk makanan di daerah Batu Karas, harganya  sangatlah terjangkau bahkan bisa dikatakan murah apabila kita bandingkan dengan Pangandaran ataupun daerah wisata lainnya. Soal rasa? Lumayanlah saya sarankan mencoba cumi goreng tepung dan nasi gorengnya … maknyus !!!

Jadi berminat ke Batu Karas ???

[memulai] bersimpati untuk Ibu Prita

prita

Siapa bilang kita sudah merdeka? coba deh tanya ibu Prita … iyah ibu Prita yang ini. Rasanya kemerdekaan hanya kata-kata indah kepunyaan kelompok tertentu saja.

Ibu Prita yang berusaha menyuarakan keluhannya tentang pelayanan dari RS OMNI yang katanya International, sekarang harus meringkuk di penjara, karena Ibu Prita dinyatakan bersalah oleh PN Tangerang. Ibu rumah tangga dua anak ini dijerat Pasal 27 ayat (3) UU ITE.

Haruskah seperti ini, dimana lagi jargon bahwa konsumen adalah raja? konsumen berhak mendapatkan pelayanan yang sesuai, dimanakah hak konsumen yang katanya di jamin oleh UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Kita belum merdeka bukan? saya tidak pernah membayangkan jika semua provider memperlakukan konsumennya seperti RS OMNI yang katanya International. Itu hanya surat pembaca biasa yang juga banyak berseliweran di koran-koran nasional, seharusnya RS OMNI yang katanya International bisa menanggapi itu lebih arif dan bijaksana. Bisa membalas dan menjelaskan duduk persoalannya dan juga bisa memenuhi keinginan dari Ibu Prita untuk mendapatkan rekam medis yang dibutuhkannya.

Ah sudahlah, saya kok makin yakin kalau kita belum merdeka dan saya juga makin yakin bahwa tidak ada hubungan yang setara antara produsen atau penyedia jasa dengan konsumennya. Dan seperti yang sudah saya duga sebelumnya UU ITE ini malah menjadi bola panas yang bisa menggilas siapa saja :(.

Yang sabar yah Ibu Prita … kami ada di belakangmu :)

Seperti juga teman-teman yang lain, termasuk tika, ndorokakung, si-malaikat-yang-gak-pernah istirahat dan teman-teman yang lain, coba saya kopasin deh surat keluhan dari ibu Prita, dan semoga ini bisa menjadikan dukungan buat Ibu Prita.

Jakarta - Jangan sampai kejadian saya ini akan menimpa ke nyawa manusia lainnya. Terutama anak-anak, lansia, dan bayi. Bila anda berobat berhati-hatilah dengan kemewahan rumah sakit (RS) dan title international karena semakin mewah RS dan semakin pintar dokter maka semakin sering uji coba pasien, penjualan obat, dan suntikan.

Saya tidak mengatakan semua RS international seperti ini tapi saya mengalami kejadian ini di RS Omni International. Tepatnya tanggal 7 Agustus 2008 jam 20.30 WIB. Saya dengan kondisi panas tinggi dan pusing kepala datang ke RS OMNI Internasional dengan percaya bahwa RS tersebut berstandard International, yang tentunya pasti mempunyai ahli kedokteran dan manajemen yang bagus.

Saya diminta ke UGD dan mulai diperiksa suhu badan saya dan hasilnya 39 derajat. Setelah itu dilakukan pemeriksaan darah dan hasilnya adalah thrombosit saya 27.000 dengan kondisi normalnya adalah 200.000. Saya diinformasikan dan ditangani oleh dr Indah (umum) dan dinyatakan saya wajib rawat inap. dr I melakukan pemeriksaan lab ulang dengan sample darah saya yang sama dan hasilnya dinyatakan masih sama yaitu thrombosit 27.000.

dr I menanyakan dokter specialist mana yang akan saya gunakan. Tapi, saya meminta referensi darinya karena saya sama sekali buta dengan RS ini. Lalu referensi dr I adalah dr H. dr H memeriksa kondisi saya dan saya menanyakan saya sakit apa dan dijelaskan bahwa ini sudah positif demam berdarah.

Mulai malam itu saya diinfus dan diberi suntikan tanpa penjelasan atau izin pasien atau keluarga pasien suntikan tersebut untuk apa. Keesokan pagi, dr H visit saya dan menginformasikan bahwa ada revisi hasil lab semalam. Bukan 27.000 tapi 181.000 (hasil lab bisa dilakukan revisi?). Saya kaget tapi dr H terus memberikan instruksi ke suster perawat supaya diberikan berbagai macam suntikan yang saya tidak tahu dan tanpa izin pasien atau keluarga pasien.

Saya tanya kembali jadi saya sakit apa sebenarnya dan tetap masih sama dengan jawaban semalam bahwa saya kena demam berdarah. Saya sangat khawatir karena di rumah saya memiliki 2 anak yang masih batita. Jadi saya lebih memilih berpikir positif tentang RS dan dokter ini supaya saya cepat sembuh dan saya percaya saya ditangani oleh dokter profesional standard Internatonal.

Mulai Jumat terebut saya diberikan berbagai macam suntikan yang setiap suntik tidak ada keterangan apa pun dari suster perawat, dan setiap saya meminta keterangan tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Lebih terkesan suster hanya menjalankan perintah dokter dan pasien harus menerimanya. Satu boks lemari pasien penuh dengan infus dan suntikan disertai banyak ampul.

Tangan kiri saya mulai membengkak. Saya minta dihentikan infus dan suntikan dan minta ketemu dengan dr H. Namun, dokter tidak datang sampai saya dipindahkan ke ruangan. Lama kelamaan suhu badan saya makin naik kembali ke 39 derajat dan datang dokter pengganti yang saya juga tidak tahu dokter apa. Setelah dicek dokter tersebut hanya mengatakan akan menunggu dr H saja.

Esoknya dr H datang sore hari dengan hanya menjelaskan ke suster untuk memberikan obat berupa suntikan lagi. Saya tanyakan ke dokter tersebut saya sakit apa sebenarnya dan dijelaskan saya kena virus udara. Saya tanyakan berarti bukan kena demam berdarah. Tapi, dr H tetap menjelaskan bahwa demam berdarah tetap virus udara. Saya dipasangkan kembali infus sebelah kanan dan kembali diberikan suntikan yang sakit sekali.

Malamnya saya diberikan suntikan 2 ampul sekaligus dan saya terserang sesak napas selama 15 menit dan diberikan oxygen. Dokter jaga datang namun hanya berkata menunggu dr H saja.

Jadi malam itu saya masih dalam kondisi infus. Padahal tangan kanan saya pun mengalami pembengkakan seperti tangan kiri saya. Saya minta dengan paksa untuk diberhentikan infusnya dan menolak dilakukan suntikan dan obat-obatan.

Esoknya saya dan keluarga menuntut dr H untuk ketemu dengan kami. Namun, janji selalu diulur-ulur dan baru datang malam hari. Suami dan kakak-kakak saya menuntut penjelasan dr H mengenai sakit saya, suntikan, hasil lab awal yang 27.000 menjadi revisi 181.000 dan serangan sesak napas yang dalam riwayat hidup saya belum pernah terjadi.  Kondisi saya makin parah dengan membengkaknya leher kiri dan mata kiri.

dr H tidak memberikan penjelasan dengan memuaskan. Dokter tersebut malah mulai memberikan instruksi ke suster untuk diberikan obat-obatan kembali dan menyuruh tidak digunakan infus kembali. Kami berdebat mengenai kondisi saya dan meminta dr H bertanggung jawab mengenai ini dari hasil lab yang pertama yang seharusnya saya bisa rawat jalan saja. dr H menyalahkan bagian lab dan tidak bisa memberikan keterangan yang memuaskan.

Keesokannya kondisi saya makin parah dengan leher kanan saya juga mulai membengkak dan panas kembali menjadi 39 derajat. Namun, saya tetap tidak mau dirawat di RS ini lagi dan mau pindah ke RS lain. Tapi, saya membutuhkan data medis yang lengkap dan lagi-lagi saya dipermainkan dengan diberikan data medis yang fiktif.

Dalam catatan medis diberikan keterangan bahwa bab (buang air besar) saya lancar padahal itu kesulitan saya semenjak dirawat di RS ini tapi tidak ada follow up-nya sama sekali. Lalu hasil lab yang diberikan adalah hasil thrombosit saya yang 181.000 bukan 27.000.

Saya ngotot untuk diberikan data medis hasil lab 27.000 namun sangat dikagetkan bahwa hasil lab 27.000 tersebut tidak dicetak dan yang tercetak adalah 181.000. Kepala lab saat itu adalah dr M dan setelah saya komplain dan marah-marah dokter tersebut mengatakan bahwa catatan hasil lab 27.000 tersebut ada di Manajemen Omni. Maka saya desak untuk bertemu langsung dengan Manajemen yang memegang hasil lab tersebut.

Saya mengajukan komplain tertulis ke Manajemen Omni dan diterima oleh Og(Customer Service Coordinator) dan saya minta tanda terima. Dalam tanda terima tersebut hanya ditulis saran bukan komplain. Saya benar-benar dipermainkan oleh Manajemen Omni dengan staff Og yang tidak ada service-nya sama sekali ke customer melainkan seperti mencemooh tindakan saya meminta tanda terima pengajuan komplain tertulis.

Dalam kondisi sakit saya dan suami saya ketemu dengan Manajemen. Atas nama Og (Customer Service Coordinator) dan dr G (Customer Service Manager) dan diminta memberikan keterangan kembali mengenai kejadian yang terjadi dengan saya.

Saya benar-benar habis kesabaran dan saya hanya meminta surat pernyataan dari lab RS ini mengenai hasil lab awal saya adalah 27.000 bukan 181.000. Makanya saya diwajibkan masuk ke RS ini padahal dengan kondisi thrombosit 181.000 saya masih bisa rawat jalan.

Tanggapan dr G yang katanya adalah penanggung jawab masalah komplain saya ini tidak profesional sama sekali. Tidak menanggapi komplain dengan baik. Dia mengelak bahwa lab telah memberikan hasil lab 27.000 sesuai dr M informasikan ke saya. Saya minta duduk bareng antara lab, Manajemen, dan dr H. Namun, tidak bisa dilakukan dengan alasan akan dirundingkan ke atas (Manajemen) dan berjanji akan memberikan surat tersebut jam 4 sore.

Setelah itu saya ke RS lain dan masuk ke perawatan dalam kondisi saya dimasukkan dalam ruangan isolasi karena virus saya ini menular. Menurut analisa ini adalah sakitnya anak-anak yaitu sakit gondongan namun sudah parah karena sudah membengkak. Kalau kena orang dewasa laki-laki bisa terjadi impoten dan perempuan ke pankreas dan kista.

Saya lemas mendengarnya dan benar-benar marah dengan RS Omni yang telah membohongi saya dengan analisa sakit demam berdarah dan sudah diberikan suntikan macam-macam dengan dosis tinggi sehingga mengalami sesak napas.  Saya tanyakan mengenai suntikan tersebut ke RS yang baru ini dan memang saya tidak kuat dengan suntikan dosis tinggi sehingga terjadi sesak napas.

Suami saya datang kembali ke RS Omni menagih surat hasil lab 27.000 tersebut namun malah dihadapkan ke perundingan yang tidak jelas dan meminta diberikan waktu besok pagi datang langsung ke rumah saya. Keesokan paginya saya tunggu kabar orang rumah sampai jam 12 siang belum ada orang yang datang dari Omni memberikan surat tersebut.

Saya telepon dr G sebagai penanggung jawab kompain dan diberikan keterangan bahwa kurirnya baru mau jalan ke rumah saya. Namun, sampai jam 4 sore saya tunggu dan ternyata belum ada juga yang datang ke rumah saya. Kembali saya telepon dr G dan dia mengatakan bahwa sudah dikirim dan ada tanda terima atas nama Rukiah.

Ini benar-benar kebohongan RS yang keterlaluan sekali. Di rumah saya tidak ada nama Rukiah. Saya minta disebutkan alamat jelas saya dan mencari datanya sulit sekali dan membutuhkan waktu yang lama. LOgkanya dalam tanda terima tentunya ada alamat jelas surat tertujunya ke mana kan? Makanya saya sebut Manajemen Omni pembohon besar semua. Hati-hati dengan permainan mereka yang mempermainkan nyawa orang.

Terutama dr G dan Og, tidak ada sopan santun dan etika mengenai pelayanan customer, tidak sesuai dengan standard international yang RS ini cantum.

Saya bilang ke dr G, akan datang ke Omni untuk mengambil surat tersebut dan ketika suami saya datang ke Omni hanya dititipkan ke resepsionis saja dan pas dibaca isi suratnya sungguh membuat sakit hati kami.

Pihak manajemen hanya menyebutkan mohon maaf atas ketidaknyamanan kami dan tidak disebutkan mengenai kesalahan lab awal yang menyebutkan 27.000 dan dilakukan revisi 181.000 dan diberikan suntikan yang mengakibatkan kondisi kesehatan makin memburuk dari sebelum masuk ke RS Omni.

Kenapa saya dan suami saya ngotot dengan surat tersebut? Karena saya ingin tahu bahwa sebenarnya hasil lab 27.000 itu benar ada atau fiktif saja supaya RS Omni mendapatkan pasien rawat inap.

Dan setelah beberapa kali kami ditipu dengan janji maka sebenarnya adalah hasil lab saya 27.000 adalah fiktif dan yang sebenarnya saya tidak perlu rawat inap dan tidak perlu ada suntikan dan sesak napas dan kesehatan saya tidak makin parah karena bisa langsung tertangani dengan baik.

Saya dirugikan secara kesehatan. Mungkin dikarenakan biaya RS ini dengan asuransi makanya RS ini seenaknya mengambil limit asuransi saya semaksimal mungkin. Tapi, RS ini tidak memperdulikan efek dari keserakahan ini.

Sdr Og menyarankan saya bertemu dengan direktur operasional RS Omni (dr B). Namun, saya dan suami saya sudah terlalu lelah mengikuti permainan kebohongan mereka dengan kondisi saya masih sakit dan dirawat di RS lain.

Syukur Alhamdulilah saya mulai membaik namun ada kondisi mata saya yang selaput atasnya robek dan terkena virus sehingga penglihatan saya tidak jelas dan apabila terkena sinar saya tidak tahan dan ini membutuhkan waktu yang cukup untuk menyembuhkan.

Setiap kehidupan manusia pasti ada jalan hidup dan nasibnya masing-masing. Benar. Tapi, apabila nyawa manusia dipermainkan oleh sebuah RS yang dipercaya untuk menyembuhkan malah mempermainkan sungguh mengecewakan.

Semoga Allah memberikan hati nurani ke Manajemen dan dokter RS Omni supaya diingatkan kembali bahwa mereka juga punya keluarga, anak, orang tua yang tentunya suatu saat juga sakit dan membutuhkan medis. Mudah-mudahan tidak terjadi seperti yang saya alami di RS Omni ini.

Saya sangat mengharapkan mudah-mudahan salah satu pembaca adalah karyawan atau dokter atau Manajemen RS Omni. Tolong sampaikan ke dr G, dr H, dr M, dan Og bahwa jangan sampai pekerjaan mulia kalian sia-sia hanya demi perusahaan Anda. Saya informasikan juga dr H praktek di RSCM juga. Saya tidak mengatakan RSCM buruk tapi lebih hati-hati dengan perawatan medis dari dokter ini.

Salam,
Prita Mulyasari
Alam Sutera
prita.mulyasari@yahoo.com
081513100600

Udah yah? udah di baca kan? udah jelas kan? kenapa kita belum merdeka? kenapa tidak ada hubungan yang setara antar produsen atau penyedia jasa dengan konsumen?

Ah makin kacau saja kita …

Semoga saja saya gak ikut-ikutan ibu Prita atau Tika gara-gara nulis ini malah jadi kopdaran di penjara :P

Ayo Lawan !

PS : Foto ibu Prita dan dua anaknya minjem dari fesbuk

COMPLETE PACKAGE OF DONY ! is using WP-Gravatar