Archive

Archive for the ‘sedikit serius’ Category

TEGAR yang harus tegar !

balita dilindaskan KA

balita dilindaskan KA

Ayah seharusnya melindungi keluarga, termasuk anak. Namun tak demikian dengan seorang bapak di Madiun, Jawa Timur, Minggu (5/7), yang sengaja membiarkan kaki anaknya terlindas kereta api di rel. Sungguh biadab perbuatan Puryanto, 27, warga Dusun Robahan, Kelurahan/Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun. Jengkel karena keinginannya bersebadan ditolak istri, Puryanto tega mencelakai anaknya dengan cara kakinya dilindaskan kereta api (KA) yang sedang melintas, Minggu (5/7) subuh.

Kini Endy Tegar Kurniadinata yang masih berusia 3,5 tahun itu sudah kehilangan sebelah kakinya, dan dokter sedang mengusahakan untuk memberikan kaki palsu. Anak pertama pasangan suami istri Puryanto dan Devi Kristiani, 25, yang biasa dipanggil Tegar itu hanya bisa memandangi kaki kanannya yang putus setelah ditabrakkan KA oleh ayahnya sendiri.

Lebih tragis lagi, beberapa saat setelah kakinya dilindas KA, Tegar dengan luka parah terpaksa harus berjalan merangkak pulang ke rumahnya untuk meminta tolong kepada kakek dan neneknya. Tak ada warga yang menolong, karena saat itu masih pagi buta, sekitar pukul 03.00 WIB. Sedangkan Puryanto kabur entah kemana, setelah melindaskan kaki anaknya tersebut.

Menurut penuturan Tegar saat ditemui Surya sebelum menjalani operasi di RSUP dr Soedono, saat tidur itu ia mendadak terbangun ketika tubuhnya diangkat ayahnya. Ia kemudian dibawa ke rel KA melalui pematang sawah yang berjarak sekitar 50 meter dari rumah. “Saya sudah tidak mau saat digendong, tetapi kata Bapak, saya harus ikut ke sawah,” kata Tegar dengan kalimat terputus-putus sembari menahan sakit.

Setelah itu, kata Tegar, tubuhnya dibaringkan paksa di atas rel KA. Beberapa saat kemudian muncul KA Bangunkarta jurusan Jakarta-Jombang yang melintas dari barat (Jakarta) menuju timur (Jombang). Kereta ini rutin melintas sekitar pukul 03.00 WIB.

Tidak ada saksi mata yang melihat bagaimana proses detilnya. Namun menurut Tegar, saat kereta itu lewat, tubuhya tetap dipegangi ayahnya, hingga kemudian kakinya terlindas KA sampai putus, tepatnya di titik beberapa sentimeter di atas mata kakinya.

Tegar mengatakan, setelah kakinya putus, ia masih tersadar, sementara ayahnya sudah tidak ada lagi di tempat itu. Terpaksa ia dengan menahan sakit berjalan merangkak sekitar 50 meter menuju rumahnya dengan melewati pematang sawah.

“Saya pulang dan berteriak-teriak memanggil kakek,” kata Tegar sambil menangis. Pantauan Surya, dari rel menuju ke rumah Tegar itu hanya bisa melewati pematang sawah. Baik di utara maupun selatan rel KA, hanya ada persawahan. Begitu sampai di depan pintu rumah, kakek dan nenek Tegar, Sukardi dan Saikem terbangun karena mendengar teriakan cucunya tersebut.

Saikem menuturkan, sekitar pukul 03.00 WIB itu ia mendengar Tegar memanggil-manggil nama kakeknya meminta tolong. Begitu membuka pintu, alangkah terkejutnya ketika melihat Tegar menangis dengan kaki kanan sudah buntung. Sukardi dan Saikem pun langsung membawa Tegar ke RSUP dr Soedono Madiun.

“Andai saja dua cucu saya tadi malam mau tidur dengan kami, saya yakin kejadiannya tidak sampai seperti ini. Saya sendiri saat melihat cucu saya menjerit minta toong, saya juga langsung menjerit kaget kenapa kakinya bisa putus,” papar Saikem.

Sedangkan Devi Kristiani mengaku marah pada ulah suaminya, apalagi meninggalkannya setelah melindaskan kaki anaknya hingga putus. “Saya tidak tahu dimana dia sekarang. Yang membuat saya marah, saya itu sedang bekerja jualan jenang di pasar, kok dia tega berbuat seperti itu pada anaknya,” kata Devi sembari menangis.

Sebagian berita dikutip dari http://www.surya.co.id/2009/07/06/jengkel-balita-dilindaskan-ka.html

Entahlah saya miris tersadar dengan adanya berita ini, tadi malam ketika saya menonton acara TV dan kebetulan sedang melakukan wawancara dengan ibunda Tegar, saya langsung tersentak, tidak tahu penjelasan masuk akal apa lagi yang bisa saya terima dengan keadaan ini.

Bukankah seorang anak harus dilindungi? Seorang anak yang seharusnya kita rawat dan jaga agar kelak dalam hidupnya mampu untuk berjuang. Puryanto, seorang ayah yang merasa terhina dan marah karena ditolak dilayani oleh istrinya mampu dengan kejamnya menggendong anaknya, kemudian memegang anaknya untuk melihat kaki anaknya terputus dilindas kereta api, kemudian entahlah dengan rasa bersalah atau tidak meninggalkan sang anak seorang diri, entah apa yang dipikirkannya ketakutan dengan perbuatan yang baru dilakukan atau pengharapan akan kematian anaknya.

Apa yang terjadi dengan Tegar adalah potret buram keadaan keluarga Indonesia, keadaan bangsa Indonesia. Terjadi di saat keramaian bangsa yang begitu antusias untuk menyambut pesta demokrasi, dengan begitu ramainya iklan dan kebohongan yang menyergap semua sendi kehidupan bangsa.  Terjadi di saat begitu banyak orang berteriak bahwa anak adalah generasi penerus bangsa yang harus diperhatikan dan dijaga. Sebuah fatamorgana, ilusi yang menguap ke permukaan, dengan dasar penuh kebohongan, kepalsuan dan keacuhan kita.

Akankah kita seperti Puryanto? Yang begitu kejam dan sadis membiarkan dan menghancurkan masa depan Tegar, memberikan trauma yang cukup mendalam dengan kehilangan satu kakiknya. Saya tidak pernah bisa membayangkan Tegar yang begitu bahagia dengan masa balitanya, berlarian bermain dengan teman-temannya, dan hari ini sudah harus menerima kenyataan kehilangan satu kaki karena perbuatan ayahnya. Sungguh tak pernah bisa saya bayangkan!

Tadi malam setelah saya menonton berita tentang Tegar dan berniat menuliskannya, ingatan saya teringat akan Farrell, buah hati saya. Nauzubillah, jangan sampai hal yang sama akan terjadi dengan anak saya, bagaimanapun kita harus melindungi anak-anak kita. Mungkin secara sadar hal seperti yang dilakukan oleh Puryanto saya yakin tidak akan saya atau teman-teman lakukan, tetapi sadarkah kita? Dalam kesengajaan atau ketidaksengajaan kita, tidak seperti Puryanto yang menghancurkan kaki Tegar, tetapi kita mungkin melakukan hal yang lebih kejam namun tak terlihat.

Sadarkah kita, mungkin kita pernah menghancurkan hati anak-anak kita, dengan semua tindakan yang kita lakukan. Pertengkaran dengan istri, tindakan yang kita lakukan dalam hal mendidik anak-anak kita mungkin tanpa kita sadari, telah membuat kita menjadi Puryanto lainnya. Mungkin Tegar bisa terbantu dengan kehadiran kaki palsu, tetapi bagaimana dengan hatinya? Atau mungkin dengan hati anak-anak kita yang tidak sengaja kita sakiti dan lukai?

Entahlah, saya sudah tidak sanggup lagi membayangkan nasib Tegar dan anak-anak kita. Semoga kita memang selalu diberi lindungan dan hidayah untuk tetap menjadi orang tua yang baik yang mampu menjaga dan merawat anak-anaknya. Semoga !

[memulai] pemeriksaan gratis RS OMNI International

pengobatangratisdlm

Anda mau mendapatkan fasilitas pelayanan gratis sementara di pihak lain mungkin ada orang yang harus menderita lebih karena sesuatu yang ditimpakan kepadanya sebagai suatu kesalahan?

Saya peserta askes, dan saya cukup tau proseduk kok apa pelayanan yang diberikan oleh askes dan apa pelayanan yang diberikan dengan maksud tertentu.

Oh ini bakti sosial yah? Kenapa harus kejaksaan? Kenapa juga medical check up dan pap smear gratis? Momennya apa? Bukannya lebih umum kalau bakti sosial bisa berupa operasi kecil sumbing atau sunatan massal atau yang paling sederhana deh melibatkan kejaksaan tapi diperuntukan untuk lingkungan sekitar seperti donor darah.

Ah gak ngerti saya … semoga saja kita tidak dibuat seakan-akan bodoh. Satu yang sudah jelas ada satu maksud di situ :)

Buat jelasnya saya sadur ulang yah isi pengumuman yang menunjukkan  pemeriksaan medis gratis dari RS Omni International.Pengumuman itu ditulis dalam huruf kapital semua. Bunyinya sebagai berikut.

‘DIBERITAHUKAN KEPADA SELURUH PEGAWAI KEJARI TANGERANG UNTUK MENGIKUTI MEDICAL CHECK UP DAN PAPSMEAR GRATIS!!!!!!!!!! DARI PETUGAS OMNI INTERNASIONAL HOSPITAL.

HARI  : SENIN, 18 MEI 2009
PUKUL : 08.00 Wib s/d selesai
TEMPAT: AULA KEJAKSAAN NEGERI TANGERANG

DEMIKIAN UNTUK MENJADI CATATAN

AN KEPALA KEJAKSAAN NEGERI TANGERANG

Jadi ??? Silahkan ambil kesimpulan sendiri :p

foto diambil dari sini, dari pembaca detik.com berupa foto yang menunjukkan pengumuman pemeriksaan medis gratis dari RS Omni International.

[memulai] bersimpati untuk Ibu Prita

prita

Siapa bilang kita sudah merdeka? coba deh tanya ibu Prita … iyah ibu Prita yang ini. Rasanya kemerdekaan hanya kata-kata indah kepunyaan kelompok tertentu saja.

Ibu Prita yang berusaha menyuarakan keluhannya tentang pelayanan dari RS OMNI yang katanya International, sekarang harus meringkuk di penjara, karena Ibu Prita dinyatakan bersalah oleh PN Tangerang. Ibu rumah tangga dua anak ini dijerat Pasal 27 ayat (3) UU ITE.

Haruskah seperti ini, dimana lagi jargon bahwa konsumen adalah raja? konsumen berhak mendapatkan pelayanan yang sesuai, dimanakah hak konsumen yang katanya di jamin oleh UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Kita belum merdeka bukan? saya tidak pernah membayangkan jika semua provider memperlakukan konsumennya seperti RS OMNI yang katanya International. Itu hanya surat pembaca biasa yang juga banyak berseliweran di koran-koran nasional, seharusnya RS OMNI yang katanya International bisa menanggapi itu lebih arif dan bijaksana. Bisa membalas dan menjelaskan duduk persoalannya dan juga bisa memenuhi keinginan dari Ibu Prita untuk mendapatkan rekam medis yang dibutuhkannya.

Ah sudahlah, saya kok makin yakin kalau kita belum merdeka dan saya juga makin yakin bahwa tidak ada hubungan yang setara antara produsen atau penyedia jasa dengan konsumennya. Dan seperti yang sudah saya duga sebelumnya UU ITE ini malah menjadi bola panas yang bisa menggilas siapa saja :(.

Yang sabar yah Ibu Prita … kami ada di belakangmu :)

Seperti juga teman-teman yang lain, termasuk tika, ndorokakung, si-malaikat-yang-gak-pernah istirahat dan teman-teman yang lain, coba saya kopasin deh surat keluhan dari ibu Prita, dan semoga ini bisa menjadikan dukungan buat Ibu Prita.

Jakarta - Jangan sampai kejadian saya ini akan menimpa ke nyawa manusia lainnya. Terutama anak-anak, lansia, dan bayi. Bila anda berobat berhati-hatilah dengan kemewahan rumah sakit (RS) dan title international karena semakin mewah RS dan semakin pintar dokter maka semakin sering uji coba pasien, penjualan obat, dan suntikan.

Saya tidak mengatakan semua RS international seperti ini tapi saya mengalami kejadian ini di RS Omni International. Tepatnya tanggal 7 Agustus 2008 jam 20.30 WIB. Saya dengan kondisi panas tinggi dan pusing kepala datang ke RS OMNI Internasional dengan percaya bahwa RS tersebut berstandard International, yang tentunya pasti mempunyai ahli kedokteran dan manajemen yang bagus.

Saya diminta ke UGD dan mulai diperiksa suhu badan saya dan hasilnya 39 derajat. Setelah itu dilakukan pemeriksaan darah dan hasilnya adalah thrombosit saya 27.000 dengan kondisi normalnya adalah 200.000. Saya diinformasikan dan ditangani oleh dr Indah (umum) dan dinyatakan saya wajib rawat inap. dr I melakukan pemeriksaan lab ulang dengan sample darah saya yang sama dan hasilnya dinyatakan masih sama yaitu thrombosit 27.000.

dr I menanyakan dokter specialist mana yang akan saya gunakan. Tapi, saya meminta referensi darinya karena saya sama sekali buta dengan RS ini. Lalu referensi dr I adalah dr H. dr H memeriksa kondisi saya dan saya menanyakan saya sakit apa dan dijelaskan bahwa ini sudah positif demam berdarah.

Mulai malam itu saya diinfus dan diberi suntikan tanpa penjelasan atau izin pasien atau keluarga pasien suntikan tersebut untuk apa. Keesokan pagi, dr H visit saya dan menginformasikan bahwa ada revisi hasil lab semalam. Bukan 27.000 tapi 181.000 (hasil lab bisa dilakukan revisi?). Saya kaget tapi dr H terus memberikan instruksi ke suster perawat supaya diberikan berbagai macam suntikan yang saya tidak tahu dan tanpa izin pasien atau keluarga pasien.

Saya tanya kembali jadi saya sakit apa sebenarnya dan tetap masih sama dengan jawaban semalam bahwa saya kena demam berdarah. Saya sangat khawatir karena di rumah saya memiliki 2 anak yang masih batita. Jadi saya lebih memilih berpikir positif tentang RS dan dokter ini supaya saya cepat sembuh dan saya percaya saya ditangani oleh dokter profesional standard Internatonal.

Mulai Jumat terebut saya diberikan berbagai macam suntikan yang setiap suntik tidak ada keterangan apa pun dari suster perawat, dan setiap saya meminta keterangan tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Lebih terkesan suster hanya menjalankan perintah dokter dan pasien harus menerimanya. Satu boks lemari pasien penuh dengan infus dan suntikan disertai banyak ampul.

Tangan kiri saya mulai membengkak. Saya minta dihentikan infus dan suntikan dan minta ketemu dengan dr H. Namun, dokter tidak datang sampai saya dipindahkan ke ruangan. Lama kelamaan suhu badan saya makin naik kembali ke 39 derajat dan datang dokter pengganti yang saya juga tidak tahu dokter apa. Setelah dicek dokter tersebut hanya mengatakan akan menunggu dr H saja.

Esoknya dr H datang sore hari dengan hanya menjelaskan ke suster untuk memberikan obat berupa suntikan lagi. Saya tanyakan ke dokter tersebut saya sakit apa sebenarnya dan dijelaskan saya kena virus udara. Saya tanyakan berarti bukan kena demam berdarah. Tapi, dr H tetap menjelaskan bahwa demam berdarah tetap virus udara. Saya dipasangkan kembali infus sebelah kanan dan kembali diberikan suntikan yang sakit sekali.

Malamnya saya diberikan suntikan 2 ampul sekaligus dan saya terserang sesak napas selama 15 menit dan diberikan oxygen. Dokter jaga datang namun hanya berkata menunggu dr H saja.

Jadi malam itu saya masih dalam kondisi infus. Padahal tangan kanan saya pun mengalami pembengkakan seperti tangan kiri saya. Saya minta dengan paksa untuk diberhentikan infusnya dan menolak dilakukan suntikan dan obat-obatan.

Esoknya saya dan keluarga menuntut dr H untuk ketemu dengan kami. Namun, janji selalu diulur-ulur dan baru datang malam hari. Suami dan kakak-kakak saya menuntut penjelasan dr H mengenai sakit saya, suntikan, hasil lab awal yang 27.000 menjadi revisi 181.000 dan serangan sesak napas yang dalam riwayat hidup saya belum pernah terjadi.  Kondisi saya makin parah dengan membengkaknya leher kiri dan mata kiri.

dr H tidak memberikan penjelasan dengan memuaskan. Dokter tersebut malah mulai memberikan instruksi ke suster untuk diberikan obat-obatan kembali dan menyuruh tidak digunakan infus kembali. Kami berdebat mengenai kondisi saya dan meminta dr H bertanggung jawab mengenai ini dari hasil lab yang pertama yang seharusnya saya bisa rawat jalan saja. dr H menyalahkan bagian lab dan tidak bisa memberikan keterangan yang memuaskan.

Keesokannya kondisi saya makin parah dengan leher kanan saya juga mulai membengkak dan panas kembali menjadi 39 derajat. Namun, saya tetap tidak mau dirawat di RS ini lagi dan mau pindah ke RS lain. Tapi, saya membutuhkan data medis yang lengkap dan lagi-lagi saya dipermainkan dengan diberikan data medis yang fiktif.

Dalam catatan medis diberikan keterangan bahwa bab (buang air besar) saya lancar padahal itu kesulitan saya semenjak dirawat di RS ini tapi tidak ada follow up-nya sama sekali. Lalu hasil lab yang diberikan adalah hasil thrombosit saya yang 181.000 bukan 27.000.

Saya ngotot untuk diberikan data medis hasil lab 27.000 namun sangat dikagetkan bahwa hasil lab 27.000 tersebut tidak dicetak dan yang tercetak adalah 181.000. Kepala lab saat itu adalah dr M dan setelah saya komplain dan marah-marah dokter tersebut mengatakan bahwa catatan hasil lab 27.000 tersebut ada di Manajemen Omni. Maka saya desak untuk bertemu langsung dengan Manajemen yang memegang hasil lab tersebut.

Saya mengajukan komplain tertulis ke Manajemen Omni dan diterima oleh Og(Customer Service Coordinator) dan saya minta tanda terima. Dalam tanda terima tersebut hanya ditulis saran bukan komplain. Saya benar-benar dipermainkan oleh Manajemen Omni dengan staff Og yang tidak ada service-nya sama sekali ke customer melainkan seperti mencemooh tindakan saya meminta tanda terima pengajuan komplain tertulis.

Dalam kondisi sakit saya dan suami saya ketemu dengan Manajemen. Atas nama Og (Customer Service Coordinator) dan dr G (Customer Service Manager) dan diminta memberikan keterangan kembali mengenai kejadian yang terjadi dengan saya.

Saya benar-benar habis kesabaran dan saya hanya meminta surat pernyataan dari lab RS ini mengenai hasil lab awal saya adalah 27.000 bukan 181.000. Makanya saya diwajibkan masuk ke RS ini padahal dengan kondisi thrombosit 181.000 saya masih bisa rawat jalan.

Tanggapan dr G yang katanya adalah penanggung jawab masalah komplain saya ini tidak profesional sama sekali. Tidak menanggapi komplain dengan baik. Dia mengelak bahwa lab telah memberikan hasil lab 27.000 sesuai dr M informasikan ke saya. Saya minta duduk bareng antara lab, Manajemen, dan dr H. Namun, tidak bisa dilakukan dengan alasan akan dirundingkan ke atas (Manajemen) dan berjanji akan memberikan surat tersebut jam 4 sore.

Setelah itu saya ke RS lain dan masuk ke perawatan dalam kondisi saya dimasukkan dalam ruangan isolasi karena virus saya ini menular. Menurut analisa ini adalah sakitnya anak-anak yaitu sakit gondongan namun sudah parah karena sudah membengkak. Kalau kena orang dewasa laki-laki bisa terjadi impoten dan perempuan ke pankreas dan kista.

Saya lemas mendengarnya dan benar-benar marah dengan RS Omni yang telah membohongi saya dengan analisa sakit demam berdarah dan sudah diberikan suntikan macam-macam dengan dosis tinggi sehingga mengalami sesak napas.  Saya tanyakan mengenai suntikan tersebut ke RS yang baru ini dan memang saya tidak kuat dengan suntikan dosis tinggi sehingga terjadi sesak napas.

Suami saya datang kembali ke RS Omni menagih surat hasil lab 27.000 tersebut namun malah dihadapkan ke perundingan yang tidak jelas dan meminta diberikan waktu besok pagi datang langsung ke rumah saya. Keesokan paginya saya tunggu kabar orang rumah sampai jam 12 siang belum ada orang yang datang dari Omni memberikan surat tersebut.

Saya telepon dr G sebagai penanggung jawab kompain dan diberikan keterangan bahwa kurirnya baru mau jalan ke rumah saya. Namun, sampai jam 4 sore saya tunggu dan ternyata belum ada juga yang datang ke rumah saya. Kembali saya telepon dr G dan dia mengatakan bahwa sudah dikirim dan ada tanda terima atas nama Rukiah.

Ini benar-benar kebohongan RS yang keterlaluan sekali. Di rumah saya tidak ada nama Rukiah. Saya minta disebutkan alamat jelas saya dan mencari datanya sulit sekali dan membutuhkan waktu yang lama. LOgkanya dalam tanda terima tentunya ada alamat jelas surat tertujunya ke mana kan? Makanya saya sebut Manajemen Omni pembohon besar semua. Hati-hati dengan permainan mereka yang mempermainkan nyawa orang.

Terutama dr G dan Og, tidak ada sopan santun dan etika mengenai pelayanan customer, tidak sesuai dengan standard international yang RS ini cantum.

Saya bilang ke dr G, akan datang ke Omni untuk mengambil surat tersebut dan ketika suami saya datang ke Omni hanya dititipkan ke resepsionis saja dan pas dibaca isi suratnya sungguh membuat sakit hati kami.

Pihak manajemen hanya menyebutkan mohon maaf atas ketidaknyamanan kami dan tidak disebutkan mengenai kesalahan lab awal yang menyebutkan 27.000 dan dilakukan revisi 181.000 dan diberikan suntikan yang mengakibatkan kondisi kesehatan makin memburuk dari sebelum masuk ke RS Omni.

Kenapa saya dan suami saya ngotot dengan surat tersebut? Karena saya ingin tahu bahwa sebenarnya hasil lab 27.000 itu benar ada atau fiktif saja supaya RS Omni mendapatkan pasien rawat inap.

Dan setelah beberapa kali kami ditipu dengan janji maka sebenarnya adalah hasil lab saya 27.000 adalah fiktif dan yang sebenarnya saya tidak perlu rawat inap dan tidak perlu ada suntikan dan sesak napas dan kesehatan saya tidak makin parah karena bisa langsung tertangani dengan baik.

Saya dirugikan secara kesehatan. Mungkin dikarenakan biaya RS ini dengan asuransi makanya RS ini seenaknya mengambil limit asuransi saya semaksimal mungkin. Tapi, RS ini tidak memperdulikan efek dari keserakahan ini.

Sdr Og menyarankan saya bertemu dengan direktur operasional RS Omni (dr B). Namun, saya dan suami saya sudah terlalu lelah mengikuti permainan kebohongan mereka dengan kondisi saya masih sakit dan dirawat di RS lain.

Syukur Alhamdulilah saya mulai membaik namun ada kondisi mata saya yang selaput atasnya robek dan terkena virus sehingga penglihatan saya tidak jelas dan apabila terkena sinar saya tidak tahan dan ini membutuhkan waktu yang cukup untuk menyembuhkan.

Setiap kehidupan manusia pasti ada jalan hidup dan nasibnya masing-masing. Benar. Tapi, apabila nyawa manusia dipermainkan oleh sebuah RS yang dipercaya untuk menyembuhkan malah mempermainkan sungguh mengecewakan.

Semoga Allah memberikan hati nurani ke Manajemen dan dokter RS Omni supaya diingatkan kembali bahwa mereka juga punya keluarga, anak, orang tua yang tentunya suatu saat juga sakit dan membutuhkan medis. Mudah-mudahan tidak terjadi seperti yang saya alami di RS Omni ini.

Saya sangat mengharapkan mudah-mudahan salah satu pembaca adalah karyawan atau dokter atau Manajemen RS Omni. Tolong sampaikan ke dr G, dr H, dr M, dan Og bahwa jangan sampai pekerjaan mulia kalian sia-sia hanya demi perusahaan Anda. Saya informasikan juga dr H praktek di RSCM juga. Saya tidak mengatakan RSCM buruk tapi lebih hati-hati dengan perawatan medis dari dokter ini.

Salam,
Prita Mulyasari
Alam Sutera
prita.mulyasari@yahoo.com
081513100600

Udah yah? udah di baca kan? udah jelas kan? kenapa kita belum merdeka? kenapa tidak ada hubungan yang setara antar produsen atau penyedia jasa dengan konsumen?

Ah makin kacau saja kita …

Semoga saja saya gak ikut-ikutan ibu Prita atau Tika gara-gara nulis ini malah jadi kopdaran di penjara :P

Ayo Lawan !

PS : Foto ibu Prita dan dua anaknya minjem dari fesbuk

[memulai] tak punya malu, tak bisa maaf !

Apa yang akan terjadi ketika manusia sudah tidak mempunyai rasa malu? Ketika dengan jelas bahwa di saat kita melakukan kesalahan, ketika terkesan menyadari kesalahan tersebut, tetapi kita dengan bangga mengatakan ke semua orang kita tidak malu melakukan itu.

Malu bagi saya adalah kontrol terendah yang saya punya untuk diri saya, buat saya indikatornya sederhana, hitung-hitungannya gampang sekali. Ketika saya terfikir akan melakukan sesuatu yang menurut nilai atau orang lain adalah salah, maka saya berfikir, akan malukah saya? Jika jawabannya saya malu, maka saya tidak berani melakukannya.

Jika dikemudian hari ketika saya melakukan sesuatu yang aneh dan akan membuat saya malu, maka stop saya tidak akan terfikir untuk melakukannya kembali dan mengulangnya kembali.

Copy Paste

Kenapa saya bicara seperti ini? Tidak lain karena masalah copy paste dari blog ini (udah diedit ). Jujur kemarin saya sempat mulai mendiamkan isu ini, karena saya memang malas, saya capai, dan saya yakin masing-masing baik dari pelaku dan korban sudah sadar dengan pilihan yang dilakukannya masing-masing, dan tiap individu akan belajar dari kejadian hari itu.

Tapi semua buyar, ekspektasi manis saya tentang si pelaku yang menyadari kesalahannya malahan tidak terjadi, dimulai dari komen ini

assalaamu’alaikum.

subhanallah. terima kasih banyak mba silly, tulisan ini sengaja dibuat untukku. *sambil nangis n ngelap ingus*
haduh, aku itu sedang menjalankan tugas negara mendata warga yang buta huruf di sekitar waduk sempor, kebumen, dari hari jumat pagi sampai dengan minggu malam rencananya. dan bukan sedang meratapi nasib karena kesalahan fatal yang aku lakukan beberapa hari yang lalu.

ini baru sempat mampir ke sini, itupun pakai hape.

duh, karena pakai hape jadi harus berkali-kali nulis commentnya.

terus terang mba, aku ga merasa malu, atau berniat berhenti, karena aku punya pemikiran lain utk semua ini. sungguh, dan aku harap anda mau mendengarkan besok, dan aku membuka pintu diskusi bagi semua pihak, tetapi bukan pintu saling menghujat.

sekian dulu mba silly, semoga berkenan. keep writing, ok!!
sukses selalu utk anda

Hah ??? terima kasih mas Samsul anda sudah benar-benar merusak hari saya, ekspektasi saya tentang anda, dan komen saya yang saya sampaikan di blog teman saya - Silly menjadi kesiaan belaka, dan maaf saya menyesal.

Anda sama sekali tidak belajar, anda terlalu sombong bahkan untuk sekedar meminta maaf dengan tulus … catat dengan tulus. Anda men-divert focus dari yang jelas-jelas adalah kesalahan Anda mutlak, menjadi ini seperti permainan, dan ingin merubah pandangan orang menjadi bias dan tidak jelas.

Maaf, tapi itu murahan, posting Anda menjawab hasil copy paste tentang tulisan Silly juga tidak menjawab apa-apa, lagi-lagi Anda murahan sekali, menceritakan sesuatu yang menurut saya jauh sekali dari penting, dan berusaha untuk mengubur topik tentang penjelasan yang Anda sampaikan. Kesibukan dan analogi yang Anda sampaikan, jelas-jelas hal yang tidak berhubungan dan terkesan melebihkan yang buat saya membuat Anda jatuh tak berbekas.

Saran saya, silahkan Anda introspeksi diri lagi, coba untuk belajar meminta maaf dengan tulus dan yang paling penting belajar lah menjadi pria, seorang pria yang anda akui pintar seharusnya mau untuk meminta maaf dan belajar.

Ah sudahlah … saya bingung mau menulis apa lagi. Sedih dan lucu sekarang semua sudah berbaur.

PS : btw kemarin-kemarin saya cek blog anda belum mencantumkan source, hari ini sudah banyak yah :p, tanyakan kenapa ??? Kenapa juga Anda bisa membuat posting banyak tentang pembelaan dan revisi tulisan di blog, tetapi tidak sempat untuk datang langsung dan meminta maaf ????

Dan satu lagi, saya mungkin lebih sibuk dari Anda !

Eh masi ada lagi deng … saya masih penasaran saja, selain alasan kesibukan Anda, kenapa yah komen dari teman-teman saya dan komen Silly ini masih Anda moderasi yah? Kalau begitu saya tampilkan aja yah di sini (Silly dah ngasih izin kok)

Your comment is awaiting moderation.

Hahahahahahahha… adek… adek…

Hmmmm… saya mencoba memahami jalan pikiran anda, tapi semakin saya mencoba,… saya makin sampai pada satu kesimpulan… sesuatu yang tadinya sudah selesai… ketika berusaha dipanjang-panjangin seperti ini, dan ditambah bumbu2 seolah anda yang paling benar… errrr… kok kayak makin gak jelas juntrungannya yahhh?

Saya sudah menganggap ini selesai sebetulnya, sebelum adanya posting ini. Tapi abis baca tulisan ini cuma satu kalimat yang terngiang dikepala saya…

the emptier the can, the louder it rang.

now i know its true!!!!

satu pesan untuk anda… menyebarkan ilmu tidak harus dengan mengubah milik orang lain menjadi seolah itu milik kita… dan seolah itu keluar dari isi kepala kita…

semakin anda menyebutkan kesibukan anda… semakin terlihat betapa anda ingin sekali terlihat hebat… hahahaha… anda lebih sibuk rupanya dari orang yang paling sibuk dinegeri ini… kami2 ini emang kurang kerjaan sih mas… jadi maafkan kami kalo begitu.

Now I cynically laughing for this country, feel so sorry for the youth.

——————————

——————————————-

Ini komen kedua:

Your comment is awaiting moderation.

Satu hal lagi…

Jangan pernah meragukan salam persahabatan yang saya ulurkan. Sekali tangan saya terulur, pantang buat saya untuk menarik lagi. Siapapun itu.

Duh, saya malah senang ada orang yang membagi tulisan itu kok… anda lihat ada berapa banyak yang nge-link tulisan itu kesana???… apakah saya ngamuk?… sama sekali tidak… KARENA MEREKA GENTLE… dan dengan cara yang terhormat.

Rasanya mungkin andalah yang belum bisa memaafkan diri sendiri, sampai menulis penjelasan segini panjang… dan malah, jujur yahhh… ini sejujur jujurnya dari hati saya yang paling dalam… agak terlihat seolah pembenaran dari kebodohan yang kita dah buat sendiri.

Alangkah manis dan gentle jika kita berkata sama yang punya tulisan

“Maaf mbak, sorry kemarin tuh gak sengaja… aku publish lagi deh, tapi murni tulisan mbak, sekalian aku taruh sumbernya disitu… supaya kita jadi berbagi ilmu… gak cuma tuker2an apple”

Selesai bukan???…. bukannya malah dipanjang2in kek gini… mendeliver kesan seolah anda tidak salah ketika menuliskan itu… sangat kontradiktive sekali dengan permohonan maafnya… terkesan tidak dari hati…karena masih disertai embel2 untuk dimengerti.

ahhh, sudahlah… sekali lagi ini sudah saya anggap selesai, silahkan kembalikan kediri anda sendiri. Sebagai orang yang katanya terpelajar dari UGM (btw, saya dari UI mas),… anda pasti tahu kalau yang namanya menuliskan kembali tulisan orang disertai bumbu2 seolah itu karya sendiri, sama saja dengan…. ahhh, anda pasti tahu jawabannya. ;)

“Nila setitik, rusak susu sebelanga”

Lain kali hati-hati ya dekkkk… :)

*salam persahabatan lagi*

Semoga kedua komen saya ini tidak anda moderasi. :)



Door Duisternis Tot Licht - Habis Gelap Terbitlah Terang

Door Duisternis tot Licht, Habis Gelap Terbitlah Terang, kumpulan surat-surat Raden Ajeng Kartini yang dikirimkan kepada sahabatnyadi negeri Belanda yang kemudian menjadi bukti betapa besarnya keinginan dari seorang Kartini untuk melepaskan kaumnya dari diskriminasi yang sudah membudaya pada zamannya, dan selanjutnya di jadikan suatu acuan, titik awal pengakuan sejarah terhadap perjuangan persamaan antara hak wanita dan pria.

kartini

Apakah hanya buku itu saja ? Kumpulan surat-surat Raden Ajeng Kartini, dan kemudian itu sudah membuktikan semua perlawanan yang dilakukan wanita pada zamannya. Tidak sampai di situ, perjuangan Kartini tidaklah hanya tertulis di atas kertas tapi dibuktikan dengan mendirikan sekolah gratis untuk anak gadis di Jepara dan Rembang.

Pada zaman Kartini, akhir abad 19 sampai awal abad 20, wanita-wanita negeri ini belum memperoleh kebebasan dalam berbagai hal. Mereka belum diijinkan untuk memperoleh pendidikan yang tinggi seperti pria bahkan belum diijinkan menentukan jodoh/suami sendiri, dan lain sebagainya. Bahka wanita pada saat itu bukan saja tidak bisa melakukan pilihan, bahkan terkadang memang tidak mempunyai pilihan selain mengikuti kemauan dari pria.

Sudahlah rasanya sejarah akan menuliskan yang sama, dimanapun akan kita jumpai tulisan yang sama tentang siapakah Raden Ajeng Kartini dan apa yang telah dilakukannya buat bangsa ini.

Yang menjadi menarik buat saya adalah, apa alasan dibalik Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964 yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini. Kenapa Raden Ajeng Kartini yang diambil sebagai role model ? Kenapa kita tidak mengambil itu dari pahlawan-pahlawan wanita lainnya ?

Bisa dikatakan sebenernya perjuangan yang dilakukan oleh Kartini, hanya sebatas perjuangan dalam bentuk pikiran dan tulisan, bahkan boleh dikata beliau tidak pernah berhadapan langsung dengan yang dinamai penjajah, bahkan beliau berkawan dan bersahabat dengan orang-orang Belanda yang tercatat pada saat itu sudah menjadi penjajah di Indonesia.

Tidak ada yang dramatis dilakukan oleh Kartini, bahkan untuk melakukan perlawanan secara fisik terhadap kaum pria yang dikatakan menjadi lawannya saja, hampir tidak pernah, selain mungkin curhatannya ketika tertindas dan kemudian mengirimkan surat curhatnya tersebut ke sahabatnya di Belanda. Ketika memang Kartini mempunyai cita-cita yang sungguh mulia, untuk memajukan wanita Indonesia, di saat yang sama Kartini menjadi tidak berdaya untuk mengikuti kemauan orang tuanya untuk menikah sebagai salah satu alasan yang dibuat untuk merintangi kepergian Kartini sekolah di Belanda.

Memang, setelah Kartini menikah, semangatnya masih tetap ada untuk memajukan wanita Indonesia, beliau kemudian mendirikan sekolah gratis di Rembang. Apa yang dilakukannya kemudian menyebar ke daerah tetangganya seperti Semarang dan Magelang.

Belakangan memang menjadi perdebatan, dengan sejumlah fakta sejarah yang memperlihatkan bahwa perjuangan Kartini yang lingkupnya lebih kecil, hanya sekitar daerah Jawa Tengah saja, dan tipe perjuangan yang dilakukan oleh Kartini. Beliau sendiri meninggal pada saat berusia 25 tahun, pada saat melahirkan putra pertamanya.

Semua menjadi menarik setelah sepeninggal Kartini, surat-surat yang dikirimkan oleh Kartini kemudian dikumpulkan dan dijadikan buku oleh sahabatnya, dalam bahasa Belanda berjudul Door Duisternis tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). Apa yang terdapat dalam buku itu katanya dikemudian hari sangat berpengaruh besar dalam mendorong kemajuan wanita Indonesia karena isi tulisan tersebut telah menjadi sumber motivasi perjuangan bagi kaum wanita Indonesia di kemudian hari.

Umur Kartini sendiri yang tidak lebih dari 25 tahun, membuat masyarakat menebak-nebak bahwa akan lebih banyak lagi yang akan dilakukan Kartini, jika memang Tuhan berkehendak lain dengan memberikan umur panjang. 25 tahun dari Kartini membungkus paket menarik untuk mengedepankan beliau menjadi satu sosok pahlawan yang lebih menjual dibandingkan pahlawan-pahlawan wanita lainnya.

Selain memang kedekatan Kartini dengan sahabat Belandanya, menjadi satu keuntungan tersendiri yang mungkin tidak dipunyai oleh pahlawan wanita lainnya. Pemikiran Kartini tentang wanita Indonesia secara tidak langsung memberikan keuntungan bagi kaum penjajah, bahkan mungkin ide peluncuran buku dengan kumpulan surat-surat Kartini sendiri, merupakan salah satu strategi yang dilakukan penjajah untuk menarik keuntungan dari negara jajahannya. Yang memang sudah pasti di sini adalah, penjajah sendiri tidak merasa dirugikan dengan pemikiran seorang Kartini, sehingga mungkin yang terjadi adalah ide dan pemikiran Kartini sendiri menjadi lebih besar dibandingkan kenyataan yang terjadi.

Saya menjadi berkeberatan, ketika saat ini kita mulai melihat Kartini dengan tidak berimbang, dan hampir lupa kalau kita juga mempunyai wanita-wanita hebat lainnya, dalam sejarah bangsa ini kita banyak mengenal nama-nama pahlawan wanita kita seperti Cut Nya’ Dhien, Cut Mutiah, Nyi. Ageng Serang, Dewi Sartika, Nyi Ahmad Dahlan, Ny. Walandouw Maramis, Christina Martha Tiahohu, dan lainnya.

Menjadi sangat aneh buat saya, setelah Kartini meninggal, mewariskan surat-surat dan kemudian kita memberikan sesuatu yang berlebihan terhadap Ide-ide besarnya yang katanya telah mampu menggerakkan dan mengilhami perjuangan kaumnya dari kebodohan yang tidak disadari pada masa lalu. Dengan keberanian dan pengorbanan yang tulus, katanya dia mampu menggugah kaumnya dari belenggu diskriminasi. Padahal di saat yang sama, Kartini tidak memberikan contoh hidup dengan apa yang dilakukannya, ketika beliau hanya bersekolah sampai E.L.S. (Europese Lagere School) atau tingkat sekolah dasar. Setamat E.L.S, Kartini pun dipingit sebagaimana kebiasaan atau adat-istiadat yang berlaku di tempat kelahirannya dimana setelah seorang wanita menamatkan sekolah di tingkat sekolah dasar, gadis tersebut harus menjalani masa pingitan sampai tiba saatnya untuk menikah. Dan akhirnya juga menikah, dengan pria pilihan orang-tuanya. Tidak banyak dilakukan oleh Kartini selain menulis, dan keberuntungan beliau mengirimkan hasil tulisannya tersebut ke orang yang tepat.

Ah sudahlah, menurut saya bukan Kartini esensinya, tapi semangat persamaan wanita dalam kehidupan lebih penting. Soal gelar pahlawan, apa yang dilakukan Kartini dan penetapan hari besar tanggal 21 April, mungkin lebih erat kaitannya ke simbol. Siapapun yang menjadi acuannya, Kartini, Dewi Sartika, Cut Nya Dien ataupun lainnya, sudah saatnya memang wanita Indonesia untuk bisa maju dan setara.

Ketika wanita memang seharusnya menjadi partner dalam kehidupan pria. Tidak harus ada yang dikalahkan ataupun di menangkan. Ketika memang wanita menjadi pantas untuk melakukan sesuatu, bukan karena suatu keterpaksaan dari pria untuk sedikit membagi areanya dengan alasan emansipasi atau apapun.

Ketika 21 April hanya dirayakan dengan memakai pakaian kebaya saja, dan kita lupa sebenarnya tentang apa yang sudah diperjuangkan oleh wanita-wanita hebat sebelumnya. Ketika kita sudah cukup puas, pada saat wanita-wanita kita ikut berkeringat mencari segenggam berlian, dan melupakan anak dan suaminya di rumah. Emansipasi, 21 April dan Kartini, masih menjadi tanya besar buat saya.

Buat saya sama … kalian wanita begitu hebat, terlepas dari apapun yang kamu lakukan untuk emansipasi ini.

Selamat hari Kartini … Selamat hari Wanita … Selamat menjadi Partner !

Sekedar tanya … sudahkah kalian para wanita membaca buku Door Duisternis tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang) ? Kalau sudah kasih pendapatnya dong

[memulai] perhitungan HIDUP

“Don’t try to make life a mathematics problem with yourself in the center and everything coming out equal. When you’re good, bad things can still happen. And if you’re bad, you can still be lucky.” - Barbara Kingsolver (The Poisonwood Bible)

Keren kan quote-nya, buat saya ini begitu sederhana tapi begitu dalam. Kadang kita selalu mengartikan semua yang kita alami begitu berat sampai kita pun tidak pernah terfikir akan bisa melaluinya.

Tidak semuanya bisa diartikan dengan persamaan Matematika. 2 + 2 = 4, tidak selalu seperti itu. Ini hidup dan terlalu banyak faktor di luar itu yang akan berpengaruh terhadap hasil yang kita inginkan.

the_answer_to_life_math_equation_tshirt-p2352900739763764754028_400

Berbesar hatilah jika memang kita sekarang dalam keadaan senang, tapi ingat kita harus bersiap, kalau suatu saat senang itu pada akhirnya akan berganti dengan duka.

Tetap tersenyumlah dan optimis jikalau kita sedang susah, masih ada peruntungan di depan sana, masih ada nasib baik menanti kita sekecil apapun kemungkinannya.

Kalau kata teman saya “Tidak Ada Yang Abadi”

So ….

[memulai] kebingungan memilih pada PEMILU 2009

Pada 9 April nanti 11.301 caleg yang akan memperebutkan 560 kursi di Senayan. Persaingan yang sangat tidak muda, tersebar di 77 daerah pemilihan (dapil) dengan rataan peluang tidak lebih 5% atau seorang caleg harus bersaing  dan mengalahkan 19 caleg lainnya.

Jumlah yang fantastis bukan ? Jujur saya malas menghitung berapa banyak ballot09jumlah caleg yang ditawarkan dalam satu surat suara per daerah pemilihan, sudah pasti jumlah yang akan membingungkan pemilih bukan ?

Okay biar lebih memudahkan, saya ambil satu contoh daerah pemilihan DKI Jakarta II, total jumlah caleg DPR RI yang ditawarkan dalam satu lembar surat suara adalah 195 (kalau gak salah) dan ini belum saya hitung untuk caleg DPRD !. Tidak usah kita lihat dulu berapa jumlah kursi yang akan dialokasikan untuk daerah tersebut. Saya tidak ingin menghitung berapa kemungkinan caleg itu akan sukses. Saya lebih suka untuk melihat dari sisi kebingungan yand ditawarkan untuk pemilihnya.

Ketika seorang pemilih, yang masuk ke bilik suara dan mulai membuka lembaran surat suara tersebut, kebingungan adalah kata yang paling tepat untuk menggambarkan ekspresi dari mereka. Bagaimana tidak bingung ? Coba kita ingat ke belakang ketika kita masih duduk di bangku sekolah, ketika kita harus menjawab soal ulangan pilihan berganda yang hanya memberikan 4 pilihan alternatif jawaban. Ada metoda hitung kancing lah, ada yang memilih berdasar jawaban yang menurut kita menggunakan bahasa paling keren dan paling sederhananya kita memilih berdasarkan feeling atau rasa, berdasar dengan hati kecil kita.

Read more…

memulai bertahan …. berjuang

emptypockets

Hakikatnya kita manusia memang akan selalu dituntut untuk bertahan, diharapkan bisa berjuang untuk mempertahankan hidupnya. Hukum alam yang sudah bukan rahasia lagi, pada akhirnya yang kuat lah yang menang. Dan si pecundang harus bersiap untuk tersisih untuk kemudian mati.

Average is not acceptable … standar yang begitu tinggi bukan ? Di saat dahulu kita bahkan sudah terbilang baik dengan standar sedang-sedang saja, di saat dahulu bahkan si “Average” masih bisa berkelompot dengan para pemenang. Dan sekarang, dunia terlihat begitu kejam, hanya minoritas dengan kategori Excellent ataupun Above Expectation yang bisa tersenyum pada akhirnya dan menjadi pemenang untuk selanjutnya bertahan hidup.

Tahun ini adalah tahun yang begitu berat buat saya, diawali dengan semangat menggebu untuk mewujudkan mimpi-mimpi saya yang belum sempat tercapai. Dilanjutkan dengan tantangan baru saya untuk hidup di kota baru dengan karir yang baru bersama perusahaan dan bidang usaha yang juga baru untuk saya.

2 bulan sudah saya lewati, masa bulan madu yang tidak pernah saya alami dengan karir saya yang baru benar-benar menyita semua energi dan kekuatan yang saya miliki. Proses adaptasi yang dibarengin dengan lansung melakukan pekerjaan, melakukan perabaan untuk seluruh pabrik di Indonesia, benar-benar menantang adrenalin saya untuk bisa membuktikan, setidaknya pilihan mereka untuk saya adalah sama sekali tidak salah. Read more…

memulai tanya apa pilihanmu ?

hidup ini memang tidak bosan-bosannya menyediakan pilihan. entah itu pilihan yang sangat sederhana untuk dipecahkan hingga pilihan yang membuat kita berharap seandainya bisa untuk tidak memilih salah satunya.

kemarin, ketika saya berbincang dengan teman. kembali saya teringatkan satu pertanyaan pilihan yang sungguh sulit untuk dipilih

pilihannya adalah :

memilih menjadi benar tetapi tidak berbahagia

atau

memilih menjadi bahagia tetapi tidak benar

selamat memilih. saya yakin itu tidak mudah :p.

jadi apa pilihanmu ?

memulai kehilangan bagasi - Lion Air

kembali perilaku vendor yang tidak bertanggung jawab dan terkesan cuci tangan dan tidak perduli terhadap kepuasan konsumen kembali saya alami.

begini ceritanya, hari Jumat, tanggal 30 Januari 2008,  saya bepergian (baca : terbang) menggunakan Lion Air, yang katanya menggunakan pesawat baru Boeing 737 - 900 ER dari Medan tujuan Jakarta dengan penerbangan no JT-383.

k64079-06_lg

tidak ada masalah mulai dari jam keberangkatan, pelayanan di kabin pesawat sampai akhirnya saya mendarat dengan selamat di Cengkareng pada pukul 18.00. Read more…

COMPLETE PACKAGE OF DONY ! is using WP-Gravatar