Sebenarnya agak bingung buat saya harus menulis tentang ini atau tidak. Membiarkannya saja terus menjadi grenengan di kepala saya atau melepaskannya dengan konsekuensi mungkin pandangan saya ini tidak berkenan untuk banyak orang.
Lalu masalahnya apa sih ? ah masalahnya tuh kecil kok, gak bakalan buat negara ini menderita, gak bakalan juga membuat banyak orang menjadi sengsara … gak akan kok :), masalahnya ini yah untuk saya aja, masalah hak pribadi saya yang begitu subjektif dan bergantung dengan begitu banyak rasa dan keadaan menjadi sangat terganggu.
Iyah ini masalah updet status di FB … oh itu toh, bukan masalah besar kan ? bukan juga menjadi suatu keanehan seharusnya. Entahlah dengan segala kekurangan dan kelebihan, saya akui itu mungkin aneh. Aneh karena saya tidak bisa menerima keadaan ketika newsfeed saya begitu dipenuhi oleh updet status dari yang katanya teman yang menurut saya gak penting tidak harus di umbar di area yang katanya publik, sesuatu yang menurut saya terlihat begitu berlebihan.
Ah kan gampang don … lu gak suka, saat itu juga bisa gak usah dibaca. Eits bentar dulu, ini tidak semudah itu, ketika pesan itu berada di newsfeed saya, secara otomatis itu akan terbaca oleh saya, suka atau tidak suka, dan sayangnya sampai saat ini jujur saya belum punya kemampuan lebih untuk bisa loncat-loncat membaca :D, jadi yah mau gak mau dong saya ngebaca, pertanyaannya akan berbeda jika adakah keinginan saya untuk mengetahui lebih detail dari hal tersebut ? Gak lah … mohon maaf tapi jujur saya tidak berminat.
Jadi gimana dong ? Itu kan daerah publik, kalau kata Silly semua bebas untuk melakukan apapun di daerah publik, mungkin ada yang suka berteriak, ada yang suka jungkir balik, ada yang bertelanjang dada, pokoknya macam2 deh. Dan kalau di daerah publik, begitu mengganggu penglihatan dan pemandangan saya, gampang kok, saya tinggal mengalihkan pandangan ke arah yang lebih indah saja. Lalu apakah cuman begitu mudah ?
Saya percaya kita mempunyai latar belakang yang berbeda, ada orang yang sangat senang untuk membagi semua yang dirasakan, ada orang cukup senang untuk selalu merasa diperhatikan, ada orang yang begitu ekspresif, ada yang diam diam aja. Semua terkumpul dan berada di satu ruang bersama, yang bisa kita katakan ruang publik. Jadi jelas kan sekarang, ruang publik itu terbentuk dari kumpulan ruang pribadi hehehehe.
jadi buat saya … seperti komen dari Silly di FB
Gini, kalo menurut aku mahhh, simple ajah… Ini memang wilayah publik, area publik… jadi kita semua punya hak untuk posting apapun status kita… apapun yang kita rasain.
Cuma jangan dilupain juga… bahwa diwilayah publik ini… HAK kita untuk nyampah, juga dibatasin sama HAK org lain untuk nyaman … Read Moredengan “pemandangan” mereka… (which is salah satunya adalah apa yang masuk dalam feeder mereka)
So… supaya sama2 nyaman… buanglah sampah pada tempatnya… kalo sampahnya sampah “busuk/organik”… PACKING YANG MANIS DEHHH… baru masukin ke tong yang lebih ketutup rapat… dengan kata lain… Pake bahasa yang gak bakalan bikin org senep, or eneg…
Kalo sampahnya sampah biasa… berbesar hatilah yang menerima feeder itu sebagai bagian dari pengguna tong sampah umum ini…
Kalo masih ganggu juga… Just Delete ‘em from your feed, beres!!!
Sooo, yukkk, sama-sama gunakan area publik ini untuk HAK kita…tanpa melupakan HAK org lain. Cheers!
Saya sih pengennya kita bisa sama-sama menghormati ruang publik ini, kita tidak berharap ada yang terganggu dengan apa yang kita lakukan bukan ? saya yakin kok, teman2 juga tidak mau terganggu karena apa yang saya lakukan kan ?
Kalau kata orang tua saya, ketika saya tahu rasa dicubit itu sakit, kenapa saya harus mencubit orang lain ? Sederhana kan ? Saya tidak ingin keberadaan saya terganggu, maka saya tidak ingin mengganggu orang lain.
Silahkan bernarsis ria (saya juga suka kok), silahkan ungkapkan perasaanmu, silahkan ngapain aja deh, cuman satu mungkin perlu kita ingat apakah yang kita lakukan ini membuat orang lain nyaman ? apakah yang kita lakukan ini tidak akan membuat orang lain merasa tercubit ?
Kalo kata teman saya yang lain lagi, boleh narsis asal tidak sombong, boleh ekspresif asal gak norak :), got my point kan. Semua akan terasa lebih indah, ketika kita memilih untuk melakukan sesuatu sesuai porsi dan fungsinya masing-masing.
Oh yah menyambung posting Guh, tentang Plurk yang konek ke FB, saya juga setuju, akan terlalu berisik akan terlalu ramai, dan semua juga jadi tidak ada fungsinya kan ? Plurk akan terasa pas untuk menyampaikan aktivitas apa yang kita lakukan dengan frekuensi yang sering, nah kalo FB rasaya kan bukan buat itu yah ? Jadi buat saya tempatkan semua ke tempatnya masing-masing, sesuai aja deh dengan fungsi awalnya.
Cuman sekedar grenengan kok. :), Terserah apapun pilihanmu, tapi yah itu, jangan ganggu orang lain yah
Thanks
7 Comments
1 Obi-Wan wrote:
Dan oleh karena itu saya mencopot plurk-fesbuk. Yang dimulai oleh rasa ingin tahu, berubah jadi rasa ingin muntah lihat plurk masuk ke fesbuk. Tapi, tidak hanya plurk yang berdosa, para pengguna Twitter juga ada yg begitu.
2 ipied wrote:
gak bisa komen apa2 lah aku gak ikutan fesbuk hehehe
btw, grenengan iku opo?? wakaka baru denger aku istilah itu hahahaha….
3 zorg wrote:
yah..memang membutuhkan kedewasaan saat memasuki ranah publik…apalagi facebook dengan plurk didalamnya..
Kedewasaaan untuk menindak.. dan “ditindak”…. oleh kondisi yang ada..
seperti melihat sajian bejibun iklan2 saat menonton acara favorit.. yang membuat acara itu jadi menyebalkan.. jadi sapa yang harus disalahkan.. biro iklannya?yang mungkin disebut banci?…atau stasion tivinya?.. atau kita? yang harusnya tahu resiko tv gratisan..
simpel kata.. kalau mau nyaman.. gunakanlah tv berkabel.. gitu mungkin pesan singkat dari kondisi yang (mungkin) menyebalkan ini.. heheh.. santai ah.. gak jamannya sakit hati.. balas lagi dengan prestasi..hehehe
4 Nesia! wrote:
Mgkn seperti memutuskan masuk ke pasar tradisional kali ya… Bisa dapet barang dgn harga lebih murah, tp ga bisa menghindar dari keriuhannya.
Mgkn bener jg, dalam setiap hal, ada manfaat ada pula mudharat, yg dengan halus kita namai efek samping.
5 -=«GoenRock®»=- wrote:
Saya juga sebenernya merasa terganggu dengan fasilitas crossposting Plurk yang bisa ke tweeter dan ke Facebook. Jadi mbingungi, mana yang mau direspon. Lha pengennya seneng2 kok malah mumet :))
6 eskopidantipi wrote:
bener mas…
awalnya saya malah konekin Plurk sama FB…
tapi lama kelamaan kok malah jadi aneh ya…
memang kebanyakan buka account sana sini di internet, semakin membuat privacy kita terumbar sedikit demi sedikit, sadar gak sadar… dan itu emang gak nyaman..
enaknya sih kita punya kontrol, batesin diri sendiri..
btw, FB cukup nyebelin sih, udah tau gak mau masang foto, malah ditag… dicap narsis deh, tapi yo whatever…yng penting mah saya confirm friend request aja udah cukup..
(rock)
7 pinkparis wrote:
wahh, i do absolutely agree.
aku juga sangat terganggu dengan cross posting plurk/twitter ke FB, terlalu intens sampai pernah pas buka FB isinya satu halaman crossposting salah satu temenku dari twitter.
aah, menyebalkan. mo di delete ya gak enak, lah wong dia pernah jadi temen kerjaku