[memulai] tak punya malu, tak bisa maaf !
Apa yang akan terjadi ketika manusia sudah tidak mempunyai rasa malu? Ketika dengan jelas bahwa di saat kita melakukan kesalahan, ketika terkesan menyadari kesalahan tersebut, tetapi kita dengan bangga mengatakan ke semua orang kita tidak malu melakukan itu.
Malu bagi saya adalah kontrol terendah yang saya punya untuk diri saya, buat saya indikatornya sederhana, hitung-hitungannya gampang sekali. Ketika saya terfikir akan melakukan sesuatu yang menurut nilai atau orang lain adalah salah, maka saya berfikir, akan malukah saya? Jika jawabannya saya malu, maka saya tidak berani melakukannya.
Jika dikemudian hari ketika saya melakukan sesuatu yang aneh dan akan membuat saya malu, maka stop saya tidak akan terfikir untuk melakukannya kembali dan mengulangnya kembali.
Kenapa saya bicara seperti ini? Tidak lain karena masalah copy paste dari blog ini (udah diedit ). Jujur kemarin saya sempat mulai mendiamkan isu ini, karena saya memang malas, saya capai, dan saya yakin masing-masing baik dari pelaku dan korban sudah sadar dengan pilihan yang dilakukannya masing-masing, dan tiap individu akan belajar dari kejadian hari itu.
Tapi semua buyar, ekspektasi manis saya tentang si pelaku yang menyadari kesalahannya malahan tidak terjadi, dimulai dari komen ini
assalaamu’alaikum.
subhanallah. terima kasih banyak mba silly, tulisan ini sengaja dibuat untukku. *sambil nangis n ngelap ingus*
haduh, aku itu sedang menjalankan tugas negara mendata warga yang buta huruf di sekitar waduk sempor, kebumen, dari hari jumat pagi sampai dengan minggu malam rencananya. dan bukan sedang meratapi nasib karena kesalahan fatal yang aku lakukan beberapa hari yang lalu.ini baru sempat mampir ke sini, itupun pakai hape.
duh, karena pakai hape jadi harus berkali-kali nulis commentnya.
terus terang mba, aku ga merasa malu, atau berniat berhenti, karena aku punya pemikiran lain utk semua ini. sungguh, dan aku harap anda mau mendengarkan besok, dan aku membuka pintu diskusi bagi semua pihak, tetapi bukan pintu saling menghujat.
sekian dulu mba silly, semoga berkenan. keep writing, ok!!
sukses selalu utk anda
Hah ??? terima kasih mas Samsul anda sudah benar-benar merusak hari saya, ekspektasi saya tentang anda, dan komen saya yang saya sampaikan di blog teman saya - Silly menjadi kesiaan belaka, dan maaf saya menyesal.
Anda sama sekali tidak belajar, anda terlalu sombong bahkan untuk sekedar meminta maaf dengan tulus … catat dengan tulus. Anda men-divert focus dari yang jelas-jelas adalah kesalahan Anda mutlak, menjadi ini seperti permainan, dan ingin merubah pandangan orang menjadi bias dan tidak jelas.
Maaf, tapi itu murahan, posting Anda menjawab hasil copy paste tentang tulisan Silly juga tidak menjawab apa-apa, lagi-lagi Anda murahan sekali, menceritakan sesuatu yang menurut saya jauh sekali dari penting, dan berusaha untuk mengubur topik tentang penjelasan yang Anda sampaikan. Kesibukan dan analogi yang Anda sampaikan, jelas-jelas hal yang tidak berhubungan dan terkesan melebihkan yang buat saya membuat Anda jatuh tak berbekas.
Saran saya, silahkan Anda introspeksi diri lagi, coba untuk belajar meminta maaf dengan tulus dan yang paling penting belajar lah menjadi pria, seorang pria yang anda akui pintar seharusnya mau untuk meminta maaf dan belajar.
Ah sudahlah … saya bingung mau menulis apa lagi. Sedih dan lucu sekarang semua sudah berbaur.
PS : btw kemarin-kemarin saya cek blog anda belum mencantumkan source, hari ini sudah banyak yah :p, tanyakan kenapa ??? Kenapa juga Anda bisa membuat posting banyak tentang pembelaan dan revisi tulisan di blog, tetapi tidak sempat untuk datang langsung dan meminta maaf ????
Dan satu lagi, saya mungkin lebih sibuk dari Anda !
Eh masi ada lagi deng … saya masih penasaran saja, selain alasan kesibukan Anda, kenapa yah komen dari teman-teman saya dan komen Silly ini masih Anda moderasi yah? Kalau begitu saya tampilkan aja yah di sini (Silly dah ngasih izin kok)
Your comment is awaiting moderation.
Hahahahahahahha… adek… adek…
Hmmmm… saya mencoba memahami jalan pikiran anda, tapi semakin saya mencoba,… saya makin sampai pada satu kesimpulan… sesuatu yang tadinya sudah selesai… ketika berusaha dipanjang-panjangin seperti ini, dan ditambah bumbu2 seolah anda yang paling benar… errrr… kok kayak makin gak jelas juntrungannya yahhh?
Saya sudah menganggap ini selesai sebetulnya, sebelum adanya posting ini. Tapi abis baca tulisan ini cuma satu kalimat yang terngiang dikepala saya…
the emptier the can, the louder it rang.
now i know its true!!!!
satu pesan untuk anda… menyebarkan ilmu tidak harus dengan mengubah milik orang lain menjadi seolah itu milik kita… dan seolah itu keluar dari isi kepala kita…
semakin anda menyebutkan kesibukan anda… semakin terlihat betapa anda ingin sekali terlihat hebat… hahahaha… anda lebih sibuk rupanya dari orang yang paling sibuk dinegeri ini… kami2 ini emang kurang kerjaan sih mas… jadi maafkan kami kalo begitu.
Now I cynically laughing for this country, feel so sorry for the youth.
——————————
Ini komen kedua:
Your comment is awaiting moderation.
Satu hal lagi…
Jangan pernah meragukan salam persahabatan yang saya ulurkan. Sekali tangan saya terulur, pantang buat saya untuk menarik lagi. Siapapun itu.
Duh, saya malah senang ada orang yang membagi tulisan itu kok… anda lihat ada berapa banyak yang nge-link tulisan itu kesana???… apakah saya ngamuk?… sama sekali tidak… KARENA MEREKA GENTLE… dan dengan cara yang terhormat.
Rasanya mungkin andalah yang belum bisa memaafkan diri sendiri, sampai menulis penjelasan segini panjang… dan malah, jujur yahhh… ini sejujur jujurnya dari hati saya yang paling dalam… agak terlihat seolah pembenaran dari kebodohan yang kita dah buat sendiri.
Alangkah manis dan gentle jika kita berkata sama yang punya tulisan
“Maaf mbak, sorry kemarin tuh gak sengaja… aku publish lagi deh, tapi murni tulisan mbak, sekalian aku taruh sumbernya disitu… supaya kita jadi berbagi ilmu… gak cuma tuker2an apple”
Selesai bukan???…. bukannya malah dipanjang2in kek gini… mendeliver kesan seolah anda tidak salah ketika menuliskan itu… sangat kontradiktive sekali dengan permohonan maafnya… terkesan tidak dari hati…karena masih disertai embel2 untuk dimengerti.
ahhh, sudahlah… sekali lagi ini sudah saya anggap selesai, silahkan kembalikan kediri anda sendiri. Sebagai orang yang katanya terpelajar dari UGM (btw, saya dari UI mas),… anda pasti tahu kalau yang namanya menuliskan kembali tulisan orang disertai bumbu2 seolah itu karya sendiri, sama saja dengan…. ahhh, anda pasti tahu jawabannya.
“Nila setitik, rusak susu sebelanga”
Lain kali hati-hati ya dekkkk…
*salam persahabatan lagi*
Semoga kedua komen saya ini tidak anda moderasi.
Recent Comments